Satu Bulan Pasca Kudeta Myanmar, Harga Bahan Pokok Melambung dan Ekonomi Burma Nyungsep

- 17 Maret 2021, 21:07 WIB
Potret aksi Protes kudeta militer Myanmar di Kota Yangon
Potret aksi Protes kudeta militer Myanmar di Kota Yangon / Foto: Reuters/STRINGER/

Baca Juga: Melawan Menuver China, AS dan Jepang Resmi Kerjasama Militer

Beberapa saat setelah militer melakukan kudeta, harga pangan dan minyak naik secara drastis.

Kenaikan harga pangan dan bahan bakar tersebut tentu saja disebabkan oleh kekacauan politik dan konflik yang berlarut-larut.

Hingga saat ini, harga eceran untuk minyak sawit telah naik 20 persen sejak Februari lalu, sedangkan di kota Mandalay harga beras yang menjadi makanan pokok telah mengalami kenaikan sebesar 4 persen hanya dalam waktu tiga minggu.

Baca Juga: Amerika Serikat (AS) Panik, Korea Utara Mulai Uji Coba Peluncuran Rudal Balistik Raksasa Berukuran 26 Meter

Di beberapa kota seperti Bhamo dan Putaro harga beras naik menggila sebesar 35 persen, jauh dari harga beras di kota Mandalay.

Program Pangan Dunia (WFP) turut prihatin dengan keadaan ekonomi di Myanmar, harga yang menggila dan banyak pabrik yang tutup merupakan konsekuensi dari ketidakstabilan politik Myanmar.

Perwakilan WFP untuk Myanmar, Stephen Anderson mengatakan bahwa biaya bahan bakar telah meningkat 15 persen di seluruh negeri pada bulan Februari ketika pemerintah pasca kudeta menguasai negeri tersebut.

Baca Juga: Uni Eropa Akan Jatuhi Sanksi Atas Pelanggaran HAM Muslim Uighur di Xinjiang, China Berencana Balas Dendam?

“Jika situasinya berlarut-larut, saya pikir krisis ekonomi ini akan semakin serius,” ujar Anderson.

Halaman:

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini

x