SEPUTARTANGSEL.COM - Uni Eropa memutuskan untuk menjatuhkan sanksi kepada China karena dianggap telah melakukan kekerasan dan sejumlah pelanggaran hak asasi manusia (HAM) kepada etnis Uighur di Xinjiang.
Duta Besar China untuk Uni Eropa, Zhang Ming mengaku sangat prihatin setelah Uni Eropa memutuskan untuk memberikan sanksi terhadap pejabat-pejabat di negaranya yang dituduh melakukan penindasan terhadap etnis minoritas di wilayah tersebut.
Zhang menggambarkan sanksi tersebut sebagai gerakan konfrontatif.
Baca Juga: Bulog Rencana Impor Beras, Petani Cirebon Curhat ke Ridwan Kamil Begini
"Sanksi berdasarkan kebohongan dapat diartikan sebagai sengaja merusak kepentingan keamanan dan pembangunan China," kata Zhang, dilansir Seputartangsel.com dari South China Morning Post pada Rabu, 17 Maret 2021.
"Kami menginginkan diskusi, bukan konfrontasi. Kamu meminta pihak Uni Eropa untuk berpikir dua kali. Jika beberapa pihak tetap bersikeras untuk melakukan konfrontasi, kami tidak akan mundur karena kami tidak memiliki pilihan lain selain memenuhi tanggung jawab kami kepada orang-orang di negara kami," lanjutnya.
Adapun sanksi tersebut berupa larangan perjalanan dan pembekuan aset, yang rencananya akan dibahas lebih lanjut pada pertemuan para menteri Uni Eropa yang diselenggarakan pada 22 Maret 2021 mendatang.
Baca Juga: Waspada Pemalsuan Buku Nikah, Ini Cara Mengenali yang Asli Menurut Kementerian Agama