Amerika Serikat Perkuat Militernya di Wilayah Indo-Pasifik, Siap Perang Lawan China?

- 13 Maret 2021, 19:21 WIB
Ilustrasi tank.
Ilustrasi tank. /Pixabay/YuryRymko

SEPUTARTANGSEL.COM - Amerika Serikat (AS) memperkuat militernya di wilayah Indo-Pasifik setelah adanya rencana Presiden Joe Biden untuk menahan pengaruh China di wilayah tersebut.

Menurut para pengamat, hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi AS, terlebih beberapa negara di Asia Tenggara justru takut terjebak dalam persaingan tersebut.

Kepala Komando Indo-Pasifik Laksamana Philip Davidson diketahui telah mengajukan proposal kepada Kongres untuk pengeluaran tambahan sebesar 27,3 Miliar USD.

Baca Juga: OPM Sandera Pesawat Milik Susi Air, Ini Daftar Korbannya

Baca Juga: Islah Bahrawi, KLB Partai Demokrat: Halaman Berikutnya

Hal itu diajukan pada awal Maret lalu guna meningkatkan kerja sama dengan sekutu untuk melawan China. Termasuk di antaranya 4,6 Miliar USD yang ditujukan untuk pembangunan militer.

Direktur Tim Lintas Fungsi Kendaraan Tempur Angkatan Darat AS, Mayor Jenderal Richard Coffman mengatakan bahwa tank modern akan dibutuhkan jika perang dengan China meletus di Pasifik.

Hal ini beriringan dengan pernyataan Presiden China, Xi Jinping dan Jenderal Xu Qiliang yang mengungkapkan bahwa negara mereka butuh menambah pengeluaran militer sebagai persiapan perang melawan AS.

Baca Juga: Rumania Tangguhkan Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyusul Denmark

Baca Juga: Pakar: Publik Berharap Ada Revisi UU ITE yang Hadirkan Kedamaian

"Ini bukan hanya tentang tank, meskipun China memiliki 7.000 tank, 3.000 kendaraan tempur infanteri, dan 10.000 kendaraan yang akan menentukan jika kita tidak ada di sana," kata Mayor Jenderal Richard Coffman, dilansir SeputarTangsel.com dari South China Morning Post pada Sabtu, 13 Maret 2021.

"Untuk menjadi penentu, kami harus berada di sana dengan baju besi untuk mencegah China masuk ke posisi yang memiliki keuntungan relatif," sambungnya.

Pernyataan Coffman keluar hanya berselang sehari setelah Davidon mengatakan bahwa AS telah kehilangan keunggulan militernya dibandingkan China di wilayah Indo-Pasifik.

Baca Juga: Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany Resmikan Rumah Lawan Covid Tahap 2

Baca Juga: Limbah Batu Bara Dihapus dari Kategori Berbahaya oleh Jokowi, Rocky Gerung Sebut Presiden Racuni Generasi Muda

Saat ini, Gedung Putih juga telah menominasikan Kepala Armada Pasifik AS, Laksamana John Aquilino untuk mengambil komando yang mencakup 36 negara.

Peneliti dari Observer Research Foundation di New Delhi, India, Kashish Parpiani mengatakan langkah tersebut menunjukkan bahwa pemerintahan Biden berniat untuk terus menggunakan kebebasan operasi naviasi sebagai lebih dari sekadar tindakan reaksioner.

Lebih lanjut, Parpiani menilai pengajuan dana tambahan untuk wilayah Indo-Pasifik telah menunjukkan bahwa Pentagon berusaha untuk menopang kredibilitas AS dengan armada China di Laut Natuna Utara.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini