Baca Juga: Hingga 16 Januari, Sebanyak 56 Korban Meninggal Dunia di Gempa Mamuju dan Majene
Para ahli kesehatan khawatir izin yang diberikan pemerintah kepada vaksin buatan Bharat Biotech dapat memperbesar keenganan warga untuk melakukan vaksinasi.
Pasalnya, Bharat Biotech tidak memberikan data seberapa efektif vaksin tersebut.
Satu petugas kesehatan telah menolak penggunaan vaksin buatan Bharat Biotech.
"Dengan tergesa-gesa, pemerintah mengambil keputusan yang bisa jadi bukan yang terbaik untuk warga biasa," kata Dr. S.P. Kalantri, direktur rumah sakit pedesaan di Maharashtra, negara bagian yang terdampak Covid-19 terparah.
Baca Juga: POPULER HARI INI: Kata Ribka, Jokowi Tak Divaksin Pakai Sinovac Hingga Kabar Mengejutkan Soal BPUM
Baca Juga: Pemerintah Buka Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 12 pada 2021 untuk Kelompok Ini, Cek Daftarnya
Kalantri mengatakan perizinan regulasi dilakukan dengan gegabah dan tidak didukung dengan sains.
Di New Delhi, para dokter di Ram Manohar Lohia Hospital, salah satu rumah sakit terbesar di kota, menuntut pemberian vaksin buatan AstraZeneca daripada buatan Bharat Biotech.
Asosiasi dokter di rumah sakit itu mengatakan banyak anggotanya "sedikit khawatir akan tidak adanya percobaan" pada vaksin dalam negeri itu.