Misinformasi Covid-19, Kanal Sayap Kanan Dilarang YouTube Unggah Video Baru Seminggu

- 25 November 2020, 14:20 WIB
Kanal One America News Network di Youtube.
Kanal One America News Network di Youtube. /Foto: tangkapan layar Youtube/

SEPUTARTANGSEL.COM - Kanal sayap kanan dilarang YouTube mengunggah video baru selama seminggu.

YouTube mengatakan pada Selasa, 24 November 2020, bahwa kanal One America News Network melanggar aturan situs terhadap konten yang menyatakan ada jaminan penyembuhan untuk Covid-19.

Juru bicara YouTube, platform berbagi video milik Google Alphabet Inc, menyebutkan One America News Network juga telah ditangguhkan dari memonetisasi videonya akibat pelanggaran berulang atas kebijakan misinformasi Covid-19 dan aturan lainnya.

Baca Juga: Ada Novel di Balik OTT KPK Terhadap Menteri KKP Edhy Prabowo

Baca Juga: Ridwan Kamil Ajak DPD REI Jawa Barat Bangun Rebana Metropolitan

Dikutip Seputartangsel.com dari Reuters, One America News Network harus mengajukan permohonan kembali agar diizinkan untuk memonetisasi lagi.

Presiden Donald Trump telah mempromosikan One America News Network. Dia menyebutnya sebagai alternatif yang bagus untuk Fox News dalam cuitan bulan ini.

Kanal itu memperkuat klaim penipuan pemilih Trump yang tidak didukung dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.

Baca Juga: Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK Diduga Korupsi Penetapan Izin Ekspor Baby Lobster

Baca Juga: Diciduk KPK, Ini Sepak Terjang dan Kekayaan Edhy Prabowo

YouTube memiliki kebijakan tiga teguran sebelum akun dihapus dan ini merupakan teguran pertama One America News Network.

One America News Network tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.

Juru bicara YouTube mengatakan video One America News Network yang sekarang dihapus telah melanggar aturan misinformasi virus korona dengan menyatakan bahwa hydroxychloroquine, obat anti-malaria yang disebut-sebut oleh Trump meskipun kurangnya bukti ilmiah, adalah obat untuk Covid-19.

Baca Juga: Tunggu 1x24 Jam Lagi, Apakah KPK Akan Tetapkan Status Menteri KKP Sebagai Tersangka?

Baca Juga: Mike Tyson Akan Kembali ke Ring Tinju dan Siap Mati

YouTube dan platform online utama lainnya sedang dalam pengawasan dari pembuat undang-undang dan peneliti untuk mengekang informasi yang salah di situs mereka.

Setelah pemilihan bulan November, Reuters mengidentifikasi beberapa kanal YouTube yang menghasilkan uang dari iklan dan keanggotaan yang memperkuat tuduhan yang tidak benar tentang penipuan suara.

Pada sidang kongres minggu lalu dengan CEO Facebook Inc dan Twitter Inc, Senator Demokrat Richard Blumenthal mengkritik Google, pemilik YouTube. Dia menyebut Google telah diberi izin dan diberi penghargaan atas sifat takut-takut dalam moderasi konten.

Baca Juga: Ironi Edhy Prabowo, Pernah Positif Covid-19 Hingga Dicokok OTT KPK

Baca Juga: Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Pengamat: Indikasi Kuat Kasus Ekspor Benih Lobster

Empat senator Demokrat juga mengirim surat pada hari Selasa kepada CEO YouTube Susan Wojcicki.

Mereka mendesak platform video untuk menghapus konten yang mereka katakan menyebarkan informasi yang salah tentang hasil pemilu dan mendesak informasi tentang tindakan yang diambil menjelang pemilihan Senat Amerika Serikat di Georgia.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x