Ferdinand Marcos Jr Presiden Terpilih Filipina Dinilai Akan Jadi Anugerah Bagi China

11 Mei 2022, 11:52 WIB
Kemenangan Ferdinand Marcos Jr. dalam pemilihan presiden di Filipina memicu banyak pro dan kontra /

SEPUTARTANGSEL.COM - Kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden pada Senin 9 Mei 2022 masih menuai pro dan kontra.

Kemenangan Ferdinand Marcos Jr disambut gembira para pendukungnya, akan tetapi menimbulkan kekhawatiran banyak pihak di Filipina.

Banyak pihak yang mengkhawatirkan bila Ferdinand Marcos Jr telah resmi menjadi presiden maka akan melakukan kesepakatan baru dengan pemerintah China.

Baca Juga: Profil Manny Pacquiao, Juara Dunia Tinju Calon Presiden Filipina

Hal tersebut karena Ferdinand Marcos Jr diketahui memiliki kedekatan dengan pemerintah China dan menentang Amerika Serikat.

Dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, Rabu 11 Mei 2022, diketahui bahwa putra mantan diktator Filipina tersebut sedang mencari kesepakatan baru dengan presiden China Xi Jinping terkait Laut China Selatan yang diperebutkan.

Sebagian dari Laut China Selatan masuk dalam wilayah maritim Filipina dan merupakan jalur air yang strategis serta kaya akan sumber daya, di mana China mengklaimnya juga.

Baca Juga: Unggul di Survei Pilpres, Manny Pacquiao Siap Calonkan Diri Jadi Presiden Filipina

Namun pada tahun 2016, pengadilan arbitrase berdasarkan Hukum Laut Internasional memutuskan mendukung Filipina atas klaim China.

Berbeda dengan hubungan antara Marcos dengan Amerika Serikat karena penolakan atas perintah pengadilan pada tahun 1995.

Diketahui pada tahun 1995, Marcos diminta untuk bekerja sama dengan Pengadilan Distrik Hawaii yang memerintahkan Marcos untuk membayar 2 miliar dolar kekayaan kepada para korban yang telah dijarahnya.

Namun Marcos menolak perintah tersebut dan dinilai telah menghina putusan pengadilan.

Saat ini Amerika Serikat tengah berusaha mendekati Beijing dan Filipina menjadi titik tumpu persaingan geopolitik antara negara besar tersebut.

Baca Juga: Tambah Medali Perak, Filipina Salip Indonesia di Peringkat Olimpiade Tokyo 2020

Ferdinand Marcos Jr akan mencari kesepakatan bilateral dengan China agar dapat menyelesaikan perbedaan terkait Laut China Selatan.

“Jika Anda membiarkan AS masuk, Anda menjadikan China musuh Anda,” kata Marcos.

"Saya pikir kita bisa mencapai kesepakatan (dengan China). Faktanya, orang-orang dari kedutaan China adalah teman saya. Kami telah membicarakan hal itu," ujarnya lagi.

Namun sikap Marcos yang lebih memilih mendekati China dianggap sebagai sebuah pengkhianatan oleh Antonio Carpio, mantan Hakim Mahkamah Agung yang memimpin tim hukum Filipina di pengadilan arbitrase.

"Dia memihak China melawan Filipina," ucap Antonio Carpio.

Rommel Banlaoi, seorang pakar keamanan yang berbasis di Manila justru berkomentar berbeda atas sikap Marcos yang dikenal dengan sebutan Bongbong.

Menurut Rommel, Bongbong menginginkan hubungan yang lebih baik dengan China tanpa harus mengorbankan wilayahnya.

"Dia terbuka untuk konsultasi langsung dan negosiasi bilateral dengan China untuk menyelesaikan perbedaan mereka," kata Rommel.

"Dia bersedia untuk mengeksplorasi bidang kerja sama pragmatis dengan China, termasuk pengembangan gas alam dan minyak di Laut Filipina Barat," ujar Rommel lagi.

Hingga kini bentrokan antara kapal milik kedua negara di kawasan Laut China Selatan masih terjadi karena klaim China atas wilayah maritim Filipina tersebut.***

 

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler