Inggris Ancam Beri Sanksi pada Pihak-pihak yang Terkait dengan Kremlin atas Ukraina

31 Januari 2022, 20:15 WIB
Pasukan Rusia beserta persenjataannya di dekat perbatasan Ukraina /Dok. Reuters/Sergey Pivovarov/

SEPUTARTANGSEL.COM - Pada Senin 31 Januari 2022 Inggris menyatakan akan memberikan sanksi pada perusahaan atau orang-orang yang terkait dengan Kremlin.

Inggris memberikan sanksi pada pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan Kremlin apabila Rusia melakukan tindakan terhadap Ukraina.

Hal tersebut Inggris lakukan karena khawatir apabila Rusia melakukan ekspansi terhadap Ukraina seiring dengan meningkatnya ketegangan.

Baca Juga: Joe Biden Dikecam Terkait Invasi Rusia di Ukraina, Vladimir Putin Justru Makin Mesra dengan China

Apalagi hingga kini Kremlin belum memberikan tanggapan terhadap pernyataan tertulis yang dikirimkan oleh NATO dan sekutunya, hal tersebut membuat Inggris semakin khawatir.

London telah menjadi pusat global untuk arus keluar uang dalam jumlah besar dari bekas republik Soviet sejak kejatuhannya di tahun 1991.

Kini Inggris dan negara Eropa Barat lainnya mengkhawatirkan ekspansi Rusia yang bisa terjadi kapan saja seiring dengan semakin banyaknya pasukan terkumpul di perbatasan Ukraina.

Baca Juga: Penipuan dengan Uang Rubel Rusia Terjadi di Bintaro Tangsel: Jika Benar Uang Asli Nilainya Tak Seberapa

Para penentang presiden Vladimir Putin telah berulang kali meminta negara Barat untuk bersikap keras terhadap uang Rusia.

Meskipun banyak pejabat dan oligarki Rusia yang memamerkan kekayaannya di tempat-tempat mewah di Eropa.

Mereka bahkan telah mengumpulkan pasukan di dekat Ukraina untuk berjaga-jaga.

"Kami sangat jelas bahwa jika Rusia mengambil tindakan lebih lanjut terhadap Ukraina, maka kami akan semakin memperketat sanksi yang menargetkan bisnis dan orang-orang yang memiliki hubungan terdekat dengan Kremlin," ujar Simon Clarke, Kepala Sekretaris Departemen Keuangan Inggris dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, Senin 31 Januari 2022.

Baca Juga: Orang Kepercayaan Presiden Rusia Vladimir Putin Temui Jokowi, Ada Apa?

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa ancaman sanksi dari Inggris sama dengan serangan terhadap bisnis Rusia.

Dia juga mengatakan tindakan seperti itu akan menjadi bumerang dengan merugikan perusahaan Inggris dan memperingatkan bahwa Rusia akan merespons.

Hingga kini Rusia membantah jika akan menyerang Ukraina seperti yang dituduhkan oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris.

Rusia menuntut jaminan keamanan termasuk janji NATO untuk tidak pernah membiarkan Kyiv bergabung dengan aliansi itu.

Para pejabat Rusia mengatakan bahwa negara Barat telah dicengkeram oleh Russophobia dan tidak memiliki hak untuk menceramahi Moskow tentang bagaimana bertindak setelah ekspansi NATO ke arah timur sejak Perang Dingin berakhir.

Untuk mencegah ekspansi Rusia, Inggris akan memperkenalkan undang-undang baru pada minggu ini.

Undang-undang tersebut mencakup sanksi yang dapat diterapkan pada Rusia untuk mencegahnya mengekspansi Ukraina.

Sejak Rusia mengambil Krimea dari Ukraina pada tahun 2014, Inggris telah memberikan sanksi terhadap 180 orang dan 48 entitas.

Dalam daftar sanksi Inggris terdapat enam orang yang dianggap dekat dengan Putin, yaitu pengusaha Yuri Kovalchuk, Arkady Rotenberg dan Nikolai Shamalov, mantan perwira KGB Sergei Chemezov, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev dan kepala Dinas Keamanan Federal (FSB) Alexander Bortnikov.

Sanksi tersebut memungkinkan Inggris untuk membekukan aset individu dan melarang individu memasuki Inggris.

Inggris juga melarang siapapun untuk berurusan dengan sekuritas yang dapat ditransfer pasca-2014 atau instrumen pasar uang dengan jatuh tempo lebih dari 30 hari yang diterbitkan oleh Sberbank, bank VTB, Gazprombank, Vnesheconombank (VEB), Rosselkhozbank, OPK Oboronprom, United Aircraft Corporation, Uralvagonzavod, Rosneft , Transneft atau Gazprom Neft.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler