Taliban Wajibkan Penyiar Perempuan Berhijab dan Drama TV Dilarang Tampilkan Pemeran Perempuan

24 November 2021, 21:20 WIB
Ilustrasi wanita Afghanistan saat menuntut hak-hak mereka. /Foto: Reuters /Stringer/

SEPUTARTANGSEL.COM - Juru bicara pemerintah Taliban mengungkapkan, Kementerian Kebaikan dan Kebajikan Afghanistan telah menetapkan sembilan aturan baru minggu ini.

Sebagian besar aturan tersebut menyangkut pelarangan tayangan di media yang dianggap melanggar nilai-nilai Islam atau Afghanistan.

Dua di antaranya, yakni melarang aktris wanita muncul dalam drama televisi dan memerintahkan penyiar berita wanita untuk mengenakan hijab.

Baca Juga: Teror ISIS Persulit Taliban Ciptakan Afghanistan yang Lebih Aman

"Drama-drama itu, atau pun program-program di mana perempuan berakting, tidak boleh ditayangkan," bunyi aturan tersebut dikutip SeputarTangsel.Com dari Reuters pada Rabu, 24 November 2021.

Aturan tersebut juga menyebutkan, jurnalis perempuan yang melakukan siaran harus mengenakan hijab, tanpa mendefinisikan apa maksud dari aturan tersebut.

Sebelumnya, pemerintahan Taliban di masa lalu juga kerap membuat aturan yang dinilai membatasi ruang gerak para wanita.

Baca Juga: Mantan Diplomat Wanita Afghanistan Desak PBB untuk Tidak Beri Kursi Bagi Taliban Jika Tak Penuhi Hak Perempuan

Di antaranya, larangan keluar rumah tanpa didampingi oleh kerabat laki-laki, dan juga untuk menerima pendidikan.

Aturan-aturan tersebut akhirnya kembali mendapat kritikan dari aktivis hak-hak perempuan, yang menganggap aturan tersebut tidak jelas dan dapat dianggap kuno.

Pengawas hak asasi internasional Human Rights Watch (HRW) melalui Direktur Asosiasi Asia di HRW Patricia Gossman bahkan menyebut kebebasan media di Afghanistan semakin memburuk.

Baca Juga: G20 Akhirnya Setujui Bantuan Cegah Krisis Kemanusiaan di Afghanistan dan Libatkan Taliban

"Hilangnya ruang untuk berpendapat dan semakin buruknya pembatasan bagi perempuan di media dan seni sangat merusak," ungkap Patricia.

Para pejabat Taliban sebelumnya telah berusaha untuk meyakinkan publik bahwa hak-hak perempuan di Afghanistan akan dilindungi.

Hal ini mereka janjikan sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus 2021 yang lalu, namun banyak aktivis dan kaum perempuan tetap meragukannya.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler