Pemimpin Muslim Terkemuka Rohingya Tewas Ditembak 3 Kali di Kamp Pengungsi Bangladesh Setelah Sholat Malam

30 September 2021, 11:02 WIB
Pemimpin muslim terkemuka Rohingya, Mohibullah (tengah) tewas ditembak mati di kamp pengungsi Bangladesh. /Foto: Reuters/ Mohammad Ponir Hossain//

SEPUTARTANGSEL.COM – Pemimpin muslim terkemuka Rohingya tewas ditembak di kamp pengungsi Bangladesh bagian selatan, Rabu 29 September 2021 waktu setempat.

Pemimpin muslim terkemuka Rohingya, Mohibullah, berusia hampir 50 tahun dan memimpin komunitas terbesar Rohingya.

Anggota komunitas tersebut diketahui berjumlah sekitar 730.000 dan melarikan diri dari Myanmar di tengah penumpaan militer pada tahun 2017.

Baca Juga: Kamp Pengungsian Rohingya Dilanda Longsor dan Banjir, Fadli Zon: Ya Allah Beri Kekuatan Mereka Hadapi Ujian

Pemimpin muslim terkemuka Rohingya ditembak oleh orang yang tidak dikenal, saat sedang berbicara dengan para pemimpin pengungsi lainnya di kamp pengungsi Bangladesh.

Juru Bicara Masyarakat Arakan Rohingya untuk Perdamaian dan Hak Asasi Manusia (ARPSH), Mohammad Nowkhim menyebutkan, Mohibullah ditembak setidaknya tiga kali setelah menghadiri sholat malam.

“Dia ditembak mati secara langsung,” ujar Mohammad Nowkhim sebagaimana dilansir SeputarTangsel.Com dari Al Jazeera, Kamis 30 September 2021.

Baca Juga: Dalam Rangka Peduli Terhadap Kemanusiaan, Uni Eropa Berikan Bantuan EUR39 Juta Kepada Pengungsi Rohingya

Akibat penembakan, pemimpin Rohingya lain langsung bersembunyi untuk menghindari dijadikan sasaran berikutnya.

Mohibullah dilarikan ke rumah sakit utama Medecins Sans Frontieres di kamp, tetapi nyawanya tidak tertolong. Dia sudah tewas saat tiba.

Rafiqul Islam, Wakil Inspektur polisi di kota terdekat Cox’s Bazar mengkonfirmasi penembakan dan tewasnya Mohibullah. Namun, belum ada informasi tambahan yang diberikan.

Baca Juga: Pengungsi Rohingya Direlokasi Pemerintah Bangladesh ke Pulau Terpencil, Meski Ditentang PBB 

Seorang Juru Bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi mengaku sangat sedih akan berita duka tersebut.

Sementara itu, lembaga Amnesty Internasional mendesak dilakukan penyelidikan atas tewasnya Pemimpin Rohingya. Mereka juga meminta pihak Bangladesh dan badan pengungsi PBB bekerja sama untuk memastikan perlindungan orang-orang di kamp.

“Pembunuhannya mengirimkan efek mengerikan di seluruh komunitas,” ujar Saad Hammadi, Juru Kampanye Asia Selatan Amnesty dalam sebuah email.

“Tanggung jawab sekarang ada pada pihak berwenang Bangladesh untuk mempercepat penyelidikan atas pembunuhannya dan membawa semua orang yang diduga bertanggung jawab di pengadilan,” sambung Saad Hammadi.

Diketahui, Mohibullah pernah diundang ke Gedung Putih dan berbicara kepada Dewan Hak Asasi PBB. Dia merupakan pendungkung paling terkenal Rohingya, komunitas yang sedang diselidiki atas perlakukan genosida.

ARPSH didirikan Mohibullah di kamp Bangladesh setelah beberpa bulan pengungsi Rohingya masuk. Lembaga ini menyelidiki serangan yang dilakukan oleh tentara Myanmar dan milisi Budha selama penumpasan.

Baca Juga: Pemerintah Militer Myanmar Bebaskan Biksu Anti Islam  

Human Rights Watch (HRW) mengatakan, dengan kapasitasnya sebagai pemimpin Rohingya berpengaruh, Mohibullah telah menghadapi berbagai ancaman pembunuhan.

“Dia selalu membela hak-hak Rohingya untuk kembali dengan aman, bermartabat, dan memiliki  suara dalam keputusan mengenai kehidupan dan masa depan mereka. Pembunuhannya adalan demosntrasi nyata dari risiko yang dihadapi oleh orang-orang di kamp-kamp yang berbicara untuk menentang kebebasan dan kekerasan,” ujar  Meenakshi Ganguly, Direktur Asia Selatan HRW. ***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler