100 Tahun Partai Komunis China, Peringatan Diselimuti Kerahasiaan

27 Juni 2021, 11:00 WIB
Pertunjukan cahaya menerangi langit malam di Wuhan untuk merayakan 100 Tahun Partai Komunis China. /Sumber: Xinhua/

SEPUTARTANGSEL.COM – Pihak berwenang China telah menutup Lapangan Tiananmen pusat Beijing untuk umum menjelang perayaan besar yang direncanakan untuk menandai peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis yang berkuasa.

Lapangan Tiananmen yang biasanya menarik wisatawan dari seluruh negeri telah dibarikade kemarin dan akan tetap ditutup hingga 2 Juli.

Deretan kursi kuning dan alat berat dapat dilihat di plaza terbuka yang juga menjadi tempat makam Mao Zedong, pemimpin pendiri China komunis.

Baca Juga: Perang Patriotik Raya, Seluruh Eropa Berhutang pada Tindakan Heroik Rakyat Uni Soviet

Partai tersebut akan menampilkan kebangkitan negara itu dari perang saudara dan kampanye politik yang membawa bencana di tahun-tahun awal pemerintahan komunis hingga reformasi pasar yang telah menciptakan ekonomi terbesar kedua di dunia dengan status negara adidaya yang hanya dapat disaingi oleh Amerika Serikat.

Namun, kebiasaan lama sulit dihilangkan. Penyusunan peringatan 1 Juli tetap diselimuti kerahasiaan. Di sekitar Lapangan Tiananmen, bekas kompleks istana Kota Terlarang, dan situs indah lainnya juga ditutup.

Di sekitar Beijing dan di seluruh negeri, papan tanda telah didirikan dan kegiatan peringatan diadakan, disertai dengan pengerahan polisi tambahan dan pasukan paramiliter.

Baca Juga: China Minta PBB Selidiki Temuan Sisa Tubuh 215 Anak di Kanada, Justin Trudeau Pertanyakan Uighur

Partai yang berkuasa didirikan secara rahasia pada 1921 pasca runtuhnya dinasti Qing pada 1912. Partai ini mengadakan sesi pertamanya di sekolah perempuan di Shanghai. Kemudian pindah ke perahu danau untuk menghindari agen panglima perang setempat.

Partai telah membangun reputasinya di atas perlawanan. Pertama dari nasionalis Chiang Kai-shek, kemudian penjajah Jepang, dan berpuncak pada perebutan kekuasaannya pada 1949.

Chiang melarikan diri ke Taiwan yang sejak itu berkembang menjadi demokrasi yang terancam Beijing untuk dicaplok dengan paksa. Sementara sayap militer komunis menegaskan kontrol atas Tibet dan daerah-daerah terpencil lainnya.

Baca Juga: Rusia Sikapi Sanksi Baru Uni Eropa dan Tidak Akan Mentolerir Prasyarat Apa Pun

Kematian Mao pada 1976 secara bertahap mengakhiri ekonomi Marxis ortodoks. Bahkan ketika partai tersebut mempertahankan struktur pemerintahan Marxis Leninis yang otoriter.

Setelah melewati keruntuhan komunisme di blok Soviet, dan gerakan pro demokrasi 1989 yang dihancurkannya dengan tank dan pasukan, partai tersebut bertahan dengan memberikan pertumbuhan ekonomi sambil menahan perbedaan pendapat.

“Selama 100 tahun, partai kami selalu menganut Marxisme,” kata Wakil Direktur Institut Sejarah dan Sastra Partai Zhong Shiyi.

Baca Juga: Parade LGBT di Israel, Pertemuan Publik Terbesar Sejak Awal Pandemi Covid-19

“Uni Soviet di era Gorbachev menganjurkan sosialisme demokratis dan mempraktikkan pluralisme dan karena itu gagal.”

Sejak munculnya pemimpin partai Xi Jinping pada 2012, China telah tumbuh semakin tegas atas klaim teritorialnya di Laut China Selatan dan dalam upayanya untuk memperluas secara internasional melalui “Inisiatif Lajur dan Jalan” sehingga membangun pelabuhan, pembangkit listrik, jalur kereta api dan infrastruktur lain di luar negeri.

Menggarisbawahi peningkatan teknologi China, Xi Jinping berbicara pada hari Rabu dengan tiga astronot di stasiun luar angkasa yang baru diluncurkan di negara itu. Dia memuji misi mereka sebagai kontribusi perintis untuk penggunaan ruang angkasa secara damai oleh umat manusia.

Baca Juga: Israel Kurangi Pembatasan, Luas Wilayah Nelayan Palestina Menangkap Ikan Bertambah

Di luar ulang tahun partai, Xi Jinping telah menetapkan target baru bagi China untuk merebut kembali apa yang dianggapnya sebagai pusat kekuasaan budaya, ekonomi dan politik di Asia Timur. Kantor Berita Xinhua dan media pemerintah lainnya telah menyoroti pujian untuk Xi Jinping dari dalam dan luar negeri.

Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, partai tersebut akan “memulai perjalanan baru yang luar biasa di abad berikutnya,” kata Xinhua. ***

Sumber: Macau Daily Times

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler