SEPUTARTANGSEL.COM – Penyelenggaraan acara virtual Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang akan membahas penindasan Muslim Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang dinilai China sebagai penghinaan terhadap institusi tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menyebut PBB digunakan sebagai wadah untuk mencampuri urusan dalam negeri China dengan memakai masalah hak asasi manusia sebagai alat politik.
Acara virtual itu berlangsung pada Rabu mendatang, 12 Mei 2021, direncanakan Jerman, Amerika Serikat, dan Inggris.
China mendesak negara-negara anggota PBB lain untuk tidak menghadirinya.
"AS telah bekerja sama dengan beberapa negara, menyalahgunakan sumber daya dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta mencoreng dan menyerang China untuk melayani kepentingannya sendiri," kata Hua pada konferensi pers harian di Beijing pada Senin, 10 Mei 2021.
"Ini adalah penistaan total terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa," tambahnya.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Mengutuk Kekerasan Israel atas Palestina
Beberapa negara Barat dan kelompok hak asasi menuduh pihak berwenang di Xinjiang menahan dan menyiksa warga Uighur di kamp-kamp. AS menyebutnya sebagai genosida.
Pada Januari, Washington melarang impor kapas dan produk tomat dari Xinjiang atas tuduhan kerja paksa.
Beijing menyangkal tuduhan tersebut dan menggambarkan kamp-kamp itu sebagai pusat pelatihan kejuruan untuk memerangi ekstremisme agama. ***
Sumber: Antara