Memanas, Kudeta di Myanmar Memakan Banyak Korban Anak-anak, PBB Turun Tangan

16 Maret 2021, 23:03 WIB
Para demonstrans mengenang para korban penindasan militer Myanmar. /Foto: REUTERS/

SEPUTARTANGSEL.COM – Demonstrasi yang berujung pada kekerasan masih terjadi di Myanmar.

Kudeta yang dilancarkan oleh junta militer yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing nampaknya akan berlangsung lama.

Para demonstran yang terdiri dari mahasiswa, dokter, buruh, dan juga aktivis perempuan hingga saat ini masih turun ke jalan memprotes kekerasan yang dilakukan oleh rezim militer pasca kudeta terhadap rakyat Myanmar.

Baca Juga: Hubungan Militer AS-Korsel Makin Mesra, Kim Yo Jong: Jangan Menyebarkan Bau Busuk

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19, Genose C19 dan PPnBM Nol Persen Tingkatkan Minat Mudik Lebaran 2021

Walaupun korban dari warga sipil sudah banyak berjatuhan, reaksi pemerintah Myanmar seolah bergeming dan tetap mempertahankan kekuasannya.

Bentrokan yang terjadi di Myanmar tidak hanya memakan korban orang dewasa, namun anak-anak yang masih di bawah umur juga turut menjadi korban kekerasan aparat militer Myanmar.

Dilansir dari Aljazeera, sedikitnya 20 orang telah dinyatakan tewas akibat tembakan aparat militer pada senin 15 Maret 2021 lalu.

Baca Juga: Raisa Siapkan Singel Terbaru Esok Hari, Cek Jamnya

Baca Juga: Perselisihan dengan Pasukan Hizbullah Masih Sengit, Israel Diprediksi Akan Dapat Serangan 2000 Roket dan Rudal

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) berusaha untuk melacak sejumlah fakta mengenai korban bentrokan yang terjadi sejak Februari 2021 lalu.

AAPP mengungkapkan bahwa sekurang-kurangnya, tiga anak turut menjadi korban.

AAPP mererinci seorang gadis berusia 15 tahun turut  menjadi korban meninggal dari 74 orang yang tewas dalam bentrokan minggu lalu.

Baca Juga: China Peringatkan Uni Eropa Agar Tidak Campur Tangan Terkait Masalah Uighur, Zhan Ming: Kami Tak Akan Mundur

Sekertaris Jenderal PBB, Antonio Guterres sangat terkejut dengan meningkatnya kekerasan dan korban jiwa di Myanmar.

Antonio Guterres meminta agar kekerasan dan bentrokan yang terjadi di Myanmar diakhiri, ia juga meminta komunitas internasional untuk mengakhiri penindasan yang dilakukan oleh “militer negara,” ujar juru bicara Sekjen PBB yang dikutip SeputarTangsel.com dari Aljazeera.com pada Selasa, 16 Maret 2021.

Kekerasan yang dilakukan oleh junta militer di Myanmar telah menimbulkan keprihatinan internasional.

Dua negara yang dikuasai oleh militer seperti Thailand dan Kamboja, juga turut prihatin dengan mencuatnya kekerasan di Myanmar.

Baca Juga: Kudeta Militer Myanmar: Pabrik-pabrik China Dibakar, Anak-anak pun Ikut Tewas

Puluhan ribu orang turun ke jalan sejak junta militer melakukan kudeta di negara tersebut, 1 Februari 2021.

Masyarakat di beberapa wilayah, seperti Yagon dan Mandalay, menyalakan lilin keprihatinan atas para korban kudeta, khusunya untuk anak-anak remaja yang menjadi korban kekerasan.***

Editor: Muhammad Hafid

Tags

Terkini

Terpopuler