Tewasnya Ilmuwan Nuklir Iran Bikin Susah Joe Biden

28 November 2020, 14:02 WIB
Ilustrasi penembakan. /Foto: Pixabay/Skitterphoto/

SEPUTARTANGSEL.COM - Seorang Ilmuwan nuklir terkemuka Iran, Mohsen Fakhrizadeh tewas dibunuh pada Jumat, 27 November 2020, di dekat wilayah Teheran.

Dia tewas setelah terluka parah akibat mobil yang ditumpanginya ditembaki oleh orang tak dikenal.

Tak lama setelah ditembaki, truk pick up merk Nissan yang berada didekat mobilnya juga ikut meledak.

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN PT Geo Dipa Energi November 2020 untuk Lulusan S1

Baca Juga: POPULER HARI INI: Kemensos Usul 41 Juta Keluarga Dapat BST Hingga TNI Disebut Lampaui Wewenang

Setelah kejadian berdarah tersebut terjadi, Fakhrizadeh bersama 2 orang lainnya sempat dilarikan ke rumah sakit.

Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif menuding Israel sebagai pihak dibalik pembunuhan Fakhrizadeh.

Sebelumnya, Iran juga pernah menuding Israel ada di balik pembunuhan keempat ilmuwan Iran antara tahun 2010-2012.

Baca Juga: Pernah Taklukkan Hercules, Irjen Pol Fadil Imran Jadi Kandidat Kuat Kapolri?

Baca Juga: Edhy Prabowo Tersangka KPK, Kiara: Menteri KKP Jangan Pengusaha Atau dari Parpol

Selain itu, mantan Perwira Tinggi Angkatan Udara Iran, Hossein Dehghan, secara eksplisit menduga ada keterlibatan AS dalam pembunuhan Fakhrizadeh.

Sudah sejak lama Fakhrizadeh dianggap sebagai pemimpin misterius program bom atom rahasia Iran yang telah dihentikan sejak 17 tahun silam.

Baik Israel maupun AS menuduh bahwa program tersebut dipulihkan oleh Teheran.

Baca Juga: Ilmuwan Nuklir Iran Tewas Diberondong Tembakan, Israel Jadi Pihak yang Dicurigai

Baca Juga: Habib Rizieq Berpotensi Jadi Tersangka, Refly Harun: Pelanggar Prokes Pilkada Medan Harus Dipidana

Terbunuhnya Fakhrizadeh dinilai akan mempersulit pemerintahan Biden untuk menjalin hubungan diplomasi dan kerja sama nuklir dengan Iran.

Hal ini diungkapkan oleh Robert Malley, orang yang pernah menjabat sebagai Penasihat Iran untuk Obama dan secara informal menjadi penasihat tim Joe Biden saat ini.

"Satu tujuan hanyalah untuk menimbulkan kerusakan sebanyak mungkin terhadap Iran secara ekonomi dan program nuklirnya selagi mereka bisa, dan yang lainnya bisa untuk mempersulit Biden untuk melanjutkan diplomasi dan kesepakatan nuklir," kata Malley, seperti dikutip Seputartangsel.com dari Reuters.

Baca Juga: Simak, 6 Golongan Ini Dijamin Gagal Dapat Bantuan Presiden Untuk UMKM Rp2,4 Juta

Baca Juga: Top 5 Lipstick di Bawah Rp50 Ribu, Solusi Tetap Cantik Saat Pandemi

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah memerintahkan serangan pesawat tak berawak yang menewaskan Komandan Militer Iran, Qassem Soleimani. Kemudian dibalas dengan penembakkan rudal ke pangkalan AS di Irak.

Hal tersebut menyebabkan renggangnya hubungan AS-Iran yang sebelumnya sempat dibina oleh Obama melalui pencabutan sanksi terhadap Iran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler