Amerika Serikat Larang Impor Minyak Rusia, Wall Street Alami Kemerosotan

- 9 Maret 2022, 07:59 WIB
Ilustrasi Wall Street
Ilustrasi Wall Street /REUTERS/

Indeks Komposit Nasdaq berkurang 35,41 poin atau 0,28 persen, menjadi ditutup di 12.795,55 poin.

Sembilan dari sebelas sektor utama yang ada dalam S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor kebutuhan pokok konsumen dan perawatan kesehatan masing-masing jatuh pada 2,64 persen dan 2,11 persen, memimpin penurunan.

Baca Juga: Mata Uang Euro Perlahan Pulih di Asia Setelah Jatuh Saat Invasi Rusia ke Ukraina

Sektor energi dan konsumen noprimer masing-masing naik menjadi 1,39 persen dan 0,06 persen, hanya dua kelompok yang menguat.

Menurut kepala eksekutif di Horizon Investment Services di Hammond, Indiana. Chuck Carlson, berpikir bahwa saham di S&P 500 mengalami penurunan yang cukup besar.

"Saya pikir itu hanya investor yang mencoba untuk menyelidiki apakah layak membeli penurunan dan kami mengalami penurunan yang sangat besar kemarin," kata Carlson.

Menurutnya juga, setiap kali pembelian tampaknya menjadi sedikit tidak terkendali, tampak seperti ada penjual yang bersedia masuk.

“Bagi saya, ini adalah pasar pedagang dan orang-orang yang mencari momentum jangka pendek bergeser ke perdagangan,” kata Carlson.

Keuntungan dalam saham pertumbuhan yang naik seperti Tesla, Meta Platforms dan Alphabet diharapkan dapat membantu mengurangi kerugian untuk S&P 500. Serta menguatnya sektor energi yang menguat sebanyak 1,4 persen pada kinerja yang menonjol pada tahun ini.

Harga minyak mentah terus melonjak setelah di berlakukannya sanksi ke Rusia. Saat ini, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei ini melonjak 4,77 dolar AS atau 3,9 persen, menjadi menetap di 127,98 dolar AS per barel, setelah mencapai tertinggi sesi di 133,09 dolar AS.

Halaman:

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah