Mata Uang Euro Perlahan Pulih di Asia Setelah Jatuh Saat Invasi Rusia ke Ukraina

- 25 Februari 2022, 12:44 WIB
Ilustrasi Mata uang Euro
Ilustrasi Mata uang Euro /Pixabay/martaposemuckel /

SEPUTARTANGSEL.COM – Euro sedang berjuang untuk pulih dari kejatuhannya pada hari sebelumnya di awal perdagangan Asia pada Jumat, setelah invasi Rusia ke Ukraina telah memukul mata uang bersama Eropa itu dan mengirim investor berebut memburu mata uang aman dolar, yen dan franc Swiss.

Rubel Rusia juga jatuh semalam ke rekor terendah 89,986 per dolar, sebelum sedikit pulih.

Euro terakhir di 1,1196 dolar setelah menyentuh level terendah 1,1106 dolar pada hari Kamis kemarin, terendah sejak Mei 2020, jatuh dari 1,13045 dolar di mana ia berakhir pada Rabu.

Baca Juga: Rusia Invasi Ukraina, Legenda Sepak Bola Dunia, Shevchenko: Kita Harus Bersatu, Kita Akan Menang

Sementara dolar AS pada gilirannya melemah terhadap yen dan franc Swiss.

Dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara pada Jumat, 25 Februari 2022, akibatnya indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik setinggi 97,740, tertinggi sejak Juni 2020 dan terakhir di 96,990.

Amerika Serikat menanggapi dengan gelombang sanksi yang menghambat kemampuan Rusia untuk melakukan bisnis dalam mata uang utama bersama sanksi terhadap bank-bank dan perusahaan milik negara.

Baca Juga: Kemenlu RI Pastikan 138 WNI di Ukraina Aman Usai Rusia Mulai Invasi ke Kota-kota Besar

"Dampak urutan pertama secara alami di Rusia dan Ukraina ... tetapi ada dampak pada obligasi Asia Pasifik dan pasar valuta asing juga," kata Riad Chowdhury APAC kepala MarketAxess, sebuah platform perdagangan kredit.

Halaman:

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

x