Batu Bara Masih Jadi Pilihan Untuk Pembangkit Listrik

26 November 2020, 08:45 WIB
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi Sumatera Selatan pada Rabu, 15 Januari 2020. /Foto: Antara / Nova Wahyudi/

SEPUTARTANGSEL.COM - Penggunaan energi dari batu bara masih menjadi pilihan rasional untuk pengadaan listrik di Indonesia.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia-Ikatan Ahli Geologi Indonesia (MGEI-IAGI) Budi Santoso.

Dia menyebutkan, energi fosil itu masih diandalkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Alasannya karena lebih efisien, stabil dari sisi pasokan, dan harga yang lebih murah.

Baca Juga: Sindir Habib Rizieq, Henry Yosodiningrat: Kita Nyaris Sesat Karena Mendewakan Orang Mengaku Habib

Baca Juga: Satgas: Patuhi 3T, Kunci Percepatan Penanganan Covid-19

"Sangat rasional kalau kita mengendalikan energi batu bara," kata Budi Santoso dalam pernyataannya di Jakarta pada Rabu, 25 November 2020.

Kemajuan teknologi menjadikan batu bara tidak lagi merupakan energi kotor. Karena saat ini ada cara pengolahan yang membuat abu keluaran rendah dengan sulfur yang terkendali.

Dikutip Seputartangsel.com dari Antara, hasil penelitian menyimpulkan bahwa teknologi pembangkit listrik batu bara telah sanggup menangkap debu dengan ukuran di bawah lima mikron serta teknologi desulfurisasi dapat mengatasi buangan gas asam.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Bantuan Rp1 Juta dari Kemendikbud Hingga KPK Tangkap Menteri KKP

Baca Juga: Hazard Kembali, Real Madrid Hajar Inter Dua Gol Tanpa Balas

"Teknologi modern pembangkit sudah sangat maju. Emisinya secara ketat dikontrol jauh bahkan jauh lebih kecil dari 5 mikron. Padahal, debu-debu di jalan itu antara 5 hingga 15 mikron," kata Budi Santoso.

Sementara Ketua Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia Wiluyo Kusdwiharto menuturkan, produksi listrik yang murah akan mendorong penyediaan listrik ke masyarakat, industri, bisnis yang kompetitif, dan akan menjadi daya tarik bagi industri.

Untuk pemenuhan listrik tersebut maka negara harus memenuhi prinsip kecukupan, keandalan, keberlanjutan, keterjangkauan, dan keadilan. Apalagi tarif listrik menjadi salah satu penentu kemudahan berbisnis.

Baca Juga: Bertahan dari Covid-19, Kisah Dokter Twindy Rarasati

Baca Juga: Maradona Meninggal, Ronaldo: Dunia Mengucapkan Selamat Tinggal pada Sosok Jenius yang Abadi

Wiluyo Kusdwiharto mengakui batu bara masih merupakan bahan bakar utama pembangkit listrik di Indonesia, yaitu mencapai 60 persen.

Namun, pembangkit tersebut sudah makin ramah lingkungan karena menggunakan teknologi pengolahan yang modern.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler