Asteroid Besar Mendekati Bumi Akhir Ramadan Jelang Idul Fitri 1441 H

- 15 Mei 2020, 13:45 WIB
POSISI Asteroid 1997 BQ ketika mendekati Bumi pada 22 Mei 2020.*
POSISI Asteroid 1997 BQ ketika mendekati Bumi pada 22 Mei 2020.* /Pusat Sains Antariksa LAPAN /- Foto: Pusat Sains Antariksa LAPAN

SEPUTARTANGSEL.COM - Sebuah asteroid berukuran besar dikabarkan akan mendekati Bumi menjelang Idul Fitri 1441 H.

Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengungkapkan, asteroid ini ditandai dengan kode 1997 BQ atau 136795.

Berdasarkan data Center of Near Earth Object Studies (CNEOS) milik NASA, asteroid 1997 BQ akan mendekati Bumi pada hari Kamis, 21 Mei 2020 pukul 21.44 Universal Time.

Baca Juga: Luhut Berencana Longgarkan Sejumlah Daerah yang Alami Penurunan Kasus Covid-19

Itu berarti bertepatan Jumat, 22 Mei 2020 pukul 04.44 Waktu Indonesia Barat atau 28 Ramadan 1441 H.

Jarak asteroid tersebut diperhitungkan berada pada kisaran 6,16 juta kilometer dari bumi.

CNEOS juga menyebutkan, asteroid ini memiliki kecepatan relatif yaitu pada 11,68 kilometer per detik saat mendekati Bumi.

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Jumat 15 Mei 2020: DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi

Menurut LAPAN, ukuran asteroid ini sekitar 650 meter hingga 1,5 kilometer.

"Asteroid 1997 BQ dikategorikan sebagai asteroid Apollo dan Potentially Hazardous Asteroid (PHA) dengan kelas spektral S," tulis Pusat Sains Antariksa LAPAN sebagaimana dikutip dari situs LAPAN.

Asteroid kelas spektral S (siliceous) merupakan asteroid yang kandungan kimianya didominasi oleh silika berbatu.

Baca Juga: Semakin Mudah, Google Meet Akan Tersedia di Gmail

Asteroid kelas ini berpopulasi 17% dari total asteroid yang ditemukan, kedua terbanyak setelah kelas spektral C (carboneous) yang komposisinya didominasi oleh karbon.

Sementara asteroid kategori Apollo adalah asteroid yang memiliki sumbu setengah panjang lebih besar dibandingkan dengan orbit Bumi.

Artikel ini bersumber dari Pikiran-rakyat.com dengan judul: Jelang Idul Fitri, LAPAN Sebut Asteroid Besar Dekati Bumi pada 22 Mei 2020

Beberapa asteorid Apollo bisa menjadi ancaman bagi penduduk di Bumi apabila berada pada jarak yang sangat dekat seperti Meteor Chelyabinsk yang memasuki atmosfer Bumi dan meledak di langit kota Chelyabinsk, Rusia pada 15 Februari 2013 silam dengan ukuran 17 meter.

Asteroid 1997 BQ diperkirakan berukuran antara 650 meter hingga 1,5 kilometer dengan magnitudo mutlak +18,0 jika diamati pada jarak 1 SA (Satuan Astronomi) dari Matahari dan pengamat.

Asteroid ini 10 kali lebih terang dibandingkan dengan Asteroid 2009 XO yang juga akan mendekati Bumi.

Mengapa Asteorid Jatuh?

Menurut Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, tarikan gravitasi planet dapat mengubah lintansan orbit asteroid.

Baik asteroid sesatan (stray asteroid) maupun pecahan dari tabrakan asteroid terdahulu diyakini telah menabrak Bumi di masa silam, yang berperan penting dalam evolusi planet Bumi hingga seperti saat ini.

Baca Juga: Update Covid-19 Tangsel 14 Mei 2020: Sehari Tambah 22 Pasien Dalam Pengawasan

Sedangkan menurut Planetary Defense Coordination Office NASA, jatuhnya asteroid adalah proses alami yang terjadi terus menerus.

Setiap harinya, material seberat 80 hingga 100 ton, asteroid jatuh ke Bumi dari luar angkasa dalam bentuk debu dan meteorit kecil (pecahan asteroid yang hancur di atmosfer Bumi).

Setidaknya dalam 20 tahun terakhir, sensor radar pemerintah Amerika Serikat telah mendeteksi hampir 600 asteroid berukuran sangat kecil (beberapa meter saja) yang memasuki atmosfer Bumi sehingga menciptakan bolide atau fireball.

Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia 14 Mei 2020: Tambah 568 Positif 231 Sembuh

Para ahli memperkirakan bahwa benda jatuh alami yang besarnya sama dengan pecahan meteorit di Chelyabinsk terjadi sekali atau dua kali dalam 100 tahun.

Benda jatuh alami yang lebih besar diperkirakan sangat jarang terjadi (dalam skala ratusan hingga ribuan tahun).

Namun, mengingat ketidaklengkapan katalog Objek Dekat Bumi saat ini, benda jatuh alami seperti meteorit Chelyabinsk dapat terjadi kapan saja.

Baca Juga: Kemenkeu: Utang Jatuh Tempo BPJS Kesehatan Capai Rp 4,4 Triliun

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

. Kalau menurut netizen Tangsel yg smart, di Tangsel perlu dilonggarkan nggak? Atau emang udah longgar dari sononya? . . Luhut Berencana Longgarkan Sejumlah Daerah yang Alami Penurunan Kasus Covid-19 . SEPUTARTANGSEL.COM - Sejumlah daerah dinilai mulai mengalami tren penurunan kasus Covid-19. . Karena itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berencana untuk melonggarkan daerah-daerah tersebut agar ekonomi kembali menggeliat. . Luhut menyampaikan hal tersebut di sela acara penyerahan bantuan fasilitas kesehatan dari Bank DBS Indonesia di Jakarta, Kamis 14 Mei 2020. . Hadir pada kesempatan tersebut, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo. . "Dari data-data yang kita dapat juga, kelihatan Covid-19 di beberapa tempat sudah mulai flat tuh, jadi saya pikir sudah bisa tercapai (penurunan) tidak terlalu lama dari sekarang ini," katanya. . Luhut menambahkan, sejumlah daerah seperti Bali, Manado, hingga Yogyakarta tengah direncanakan untuk bisa dilonggarkan agar ekonomi bisa kembali menggeliat. . Kendati demikian, ia tak merinci tujuan pelonggaran dilakukan walaupun daerah-daerah yang disebutnya merupakan kawasan yang dikenal sebagai tujuan pariwisata. "Kalau ini terjadi, kami juga sudah mulai merencanakan untuk mulai melonggarkan di beberapa tempat. Mungkin Bali, Manado, Yogyakarta, atau mungkin Batam, Bintan yang kasusnya sangat kecil," katanya. . selengkapnya cek seputartangsel.com (link di bio) . . . #coronaindonesia #covidindonesia #coronatangsel #covidtangsel #viruscorona #covid19 #tangsel #tangerang #tangerangselatan #seputartangsel #seputartangselcom .

A post shared by Seputar Tangsel (@seputartangsel) on

(*)

Editor: Sugih Hartanto

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkait

Terkini

x