Wow, 73,7 Persen Rakyat Indonesia Sudah Terkoneksi Internet

11 November 2020, 05:32 WIB
Ilustrasi jaringan internet. /Foto: Pixabay/geralt/

SEPUTARTANGSEL.COM - Sebesar 73,7 persen masyarakat Indonesia telah terkoneksi dengan internet.

Dengan jumlah penduduk Indonesia pada 2019 berdasarkan perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS) adalah 266 juta jiwa maka pengguna internet Indonesia adalah 196,7 juta pengguna.

Angka tersebut naik dari 171 juta jiwa pada 2018 atau naik 8,9 persen. Dengan demikian berarti ada kenaikan berjumlah 25,5 juta pengguna.

Baca Juga: Penyuntikan Vaksin Covid-19 ke 1.620 Relawan Selesai, Tinggal Dipantau Sampai Enam Bulan

Baca Juga: Pilkada Serentak 2020, Tiga Daerah di Sultra Rawan Konflik Sosial

Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Henri Kasyfi menyebutkan, dalam Hasil Survei Jumlah Pengguna dan Penetrasi Internet 2019-2020 (Q2) bahwa saat ini penetrasi pengguna internet Indonesia berjumlah 73,7 persen. Naik dari 64,8 persen di tahun 2018.

"Tahun ini kita akan terus mengalami kenaikan sejalan dengan telah digelarnya berbagai infrastruktur termasuk jaringan Palapa Ring, dan sebagainya," kata Henri Kasyfi dalam konferensi pers virtual pada Senin, 9 November 2020.

Tetapi, dibandingkan riset pada 2018, kenaikan dari tahun sebelumnya adalah 10,12 persen atau 27,9 juta jiwa. Artinya, tahun ini agak menurun secara absolut.

Baca Juga: Tuntut Batalkan Omnibus Law UU Cipta Kerja, Buruh Kembali Ancam Mogok Kerja Nasional

Baca Juga: Massa Penjemput Habib Rizieq Banyak yang Pingsan

Dikutip Seputartangsel.com dari Antara, kontribusi penetrasi masih didominasi Pulau Jawa.

Pulau Jawa sebesar 56,4 persen, diikuti Sumatera sebanyak 22,1 persen, Sulawesi 7,0 persen, Kalimantan 6,3 persen, Bali dan Nusa Tenggara 5,2 persen, serta Maluku dan Papua 3,0 persen.

"Kalau kita lihat dari survei lalu, maka kontribusi kurang lebih berimbang. Di Jawa tahun ini ada 56,4 persen. Sebelumnya 55,7 persen. Ini menggambarkan bahwa infrastruktur di Jawa terus berkembang sehingga secara kontribusi nasional dia tetap memberikan kenaikan," ujar Henri Kasyfi.

Baca Juga: Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Sayangkan Kerumunan Penjemput Habib Rizieq

Baca Juga: Megawati: Saya Sering Dibully, Banyak Orang Tidak Suka Sama Saya, Enggak Apa-apa

"Otomatis, jika di Jawa berkembang, maka kontribusi di lainnya agak sedikit menurun," dia melanjutkan.

Sementara 10,2 persen masyarakat tidak menggunakan internet karena tidak tahu cara menggunakan teknologi internet.

Perilaku pengguna

Pergeseran dalam berinternet terjadi dari tahun ke tahun. Jika dulu komputer pribadi menjadi perangkat utama untuk menggunakan internet tetapi kini sebanyak 73,2 persen tidak menggunakan komputer untuk berinternet.

Baca Juga: Polisi Akan Minta Keterangan Ahli Bahasa dan ITE Soal Video Syur Mirip Gisel

Baca Juga: Berdesakan Jemput Habib Rizieq, Seorang Lansia Meninggal DuniaBaca Juga: Berdesakan Jemput Habib Rizieq, Seorang Lansia Meninggal Dunia

"Kurang lebih saat ini orang menggunakan laptop ada 19,7 persen, dan melalui smartphone ada 95,4 persen," ujar Henri Kasyfi.

Mengenai cara mereka terhubung dengan internet sebanyak 97,1 persen menyampaikan menggunakan paket data atau kuota dari operator seluler. Sedangkan hanya sedikit yang menggunakan fixed broadband.

"Ini tantangan kita bagaimana meninggikan atau meningkatkan fixed broadband ke depannya, bersama-sama dengan pemerintah tentu saja APJII siap bekerja sama untuk melakukan hal tersebut," katanya.

Baca Juga: Epidemiolog Khawatir Ada Klaster Baru Covid-19 dalam Penyambutan Habib Rizieq

Baca Juga: Jenderal Inggris Tewas Jelang 10 November 1945, Manchester City Ucapkan Selamat Hari Pahlawan

Tahun ini, APJII menghadapi kendala dalam melakukan survei. Biasanya, APJII melakukan survei tahunan pada Q1 namun karena terkendala pandemi survei baru dilakukan pada Q2 2020.

Survei tersebar di seluruh provinsi dan ibukota provisi. Sesuai dengan sebaran angka Badan Pusat Statistik (BPS).

Survei dilakukan dengan metode teknik sampling, dengan jumlah 7.000 sampel, dan tingkat kesalahan mencapai 1,27 persen, sedangkan level of confidence 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan interview atau wawancara dengan kuisioner.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler