Bagaimana Alur TikTok Bermitra Dengan Perusahaan AS UnitedMasters?

20 Agustus 2020, 11:50 WIB
Ilustrasi TikTok di Amerika Serikat. /Foto: Pixabay/iXimus/

SEPUTARTANGSEL.COM - TikTok bermitra dengan perusahaan distribusi musik Amerika Serikat (AS) UnitedMasters.

Sebuah kesepakatan yang memungkinkan para pembuat aplikasi berbagi video dari Tiongkok untuk membagikan musik mereka secara langsung ke platform streaming seperti Spotify dan Apple Music.

Sementara Tiongkok pada Senin mengecam Washington karena menggunakan "diplomasi kapal perang digital."

Baca Juga: Pakar: Pemerintah Perlu Maksimal Cegah Penyebaran Covid-19, Masyarakat Harus Disiplin

Kecaman muncul karena Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan pemilik TikTok Tiongkok, ByteDance, untuk menjualnya ke aplikasi Musical.ly yang dibeli dan digabungkan dengan TikTok.

Dikutip Seputartangsel.com dari Arab News pada Senin, 17 Agustus 2020, saat ketegangan meningkat antara dua kekuatan raksasa ekonomi dunia, Donald Trump malah melontarkan tuduhan terhadap TikTok.

Aplikasi itu, disebut Trump, digunakan Tiongkok untuk melacak lokasi karyawan federal, membuat dokumen tentang orang untuk pemerasan, dan melakukan spionase perusahaan.

Baca Juga: Modal Kerja Bagi Pengusaha Mikro dan Kecil Akan Dibagikan Pemerintah Pekan Depan

Donald Trump pada pekan sebelumnya juga menginginkan TikTok dan WeChat mengakhiri semua operasinya di Amerika Serikat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian pada hari Senin menanggapinya, "kebebasan dan keamanan hanyalah alasan bagi beberapa politisi Amerika Serikat untuk mengejar diplomasi kapal perang digital.”

Pernyataan Zhao Lijian ini mengacu pada kapal yang digunakan kekuatan Barat selama abad kesembilan belas yang dianggap Tiongkok sebagai periode yang sangat memalukan dalam sejarahnya.

Baca Juga: Prostitusi Berkedok Karaoke di BSD Tangsel, 47 Pemandu Lagu Hingga General Manager Diamankan

Sementara itu, TikTok yang tidak tersedia di Tiongkok telah berusaha menjauhkan diri dari pemiliknya di Tiongkok.

Zhao Lijian mengatakan TikTok telah melakukan semua yang diminta Amerika Serikat. Termasuk hanya mempekerjakan orang-orang Amerika Serikat sebagai eksekutif puncaknya, layanan server berada di Amerika Serikat, dan mempublikasikan kode sumbernya.

Namun aplikasi tersebut "tidak dapat melarikan diri dari perampokan lewat tipu daya yang dilakukan beberapa orang di Amerika Serikat berdasarkan logika bandit dan kepentingan politik," kata Zhao Lijian dalam konferensi pers reguler.

Baca Juga: NEOM: Mega Proyek yang Digagas Putra Mahkota Arab Saudi

ByteDance membeli aplikasi video karaoke Musical.y dari saingan Tiongkok sekitar tiga tahun lalu dalam kesepakatan senilai hampir satu miliar dolar atau hampir senilai Rp 14,8 triliun.

Trump memerintahkan bahwa setiap penjualan di Musical.ly di AS harus ditandatangani Komite Investasi Asing yang akan diberi akses ke pencatatan ByteDance.

TikTok menunjuk mantan eksekutif Disney Kevin Mayer, seorang warga Amerika, sebagai kepala eksekutif barunya pada Mei.

TikTok juga menarik diri dari Hong Kong tak lama setelah Tiongkok memberlakukan undang-undang keamanan baru yang kontroversial di wilayah itu.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler