Kisah Warga Serpong, Pembuat Olahan Umpan Ikan yang Kebanjiran Order Selama Pandemi Covid-19

- 22 Februari 2022, 19:05 WIB
Produsen umpan ikan olahan asal Tangsel yang kebanjiran pesanan selama pandemi Covid-19
Produsen umpan ikan olahan asal Tangsel yang kebanjiran pesanan selama pandemi Covid-19 /Foto: SeputarTangsel.Com/Angger Gita Rezha/

SEPUTARTANGSEL.COM -Pandemi Covid-19 membawa berkah bagi Ahmad Saji. Warga asal Kampung Poncol, Kelurahan Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong, Tangsel ini berhasil mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pembuatan umpan ikan olahan untuk memancing ikan liar di sungai.

Umpan produksinya pun kini sudah diterima pasar yang mayoritas pembelinya adalah penghobi mancing yang berasal dari kawasan Jabodetabek.

Saji mengatakan, permintaan umpan buatannya meningkat selama pandemi Covid-19. Dimana dalam sehari, pria yang sebelumnya berprofesi sebagai sopir perusahaan swasta ini mampu memproduksi 35-40 kg umpan olahan.

Baca Juga: Kapolda Metro Jaya: Serpong Tangerang Selatan Siap Jadi Ajang Balap Motor Jalanan

"Sebelum pandemi Covid-19, produksi umpan olahan hanya 10-30 kg perharinya. Saya tidak tahu persis penyebab kenaikan produksi umpan selama masa pandemi karena apa. Menurut saya, para penghobi mancing butuh kesendirian untuk menghilangkan stres akibat pandemi yang tak kunjung usai sehingga memilih menghabiskan waktunya di sungai," ucap saji ketika dihubungi SeputarTangsel.Com, Selasa 22 Februari 2022.

Saji mengatakan, saat ini dirinya sedang fokus dalam perbaikan kemasan produk umpan olahannya. Pengembangan tersebut dilakukan agar usahanya lebih berkembang.

"Kalau kemasannya bagus kan jadi ada nilai khasnya. Oh jadi ini umpan olahan produksinya di Tangsel," tambahnya.

Saji mengaku, alasan utama dirinya menekuni usaha pembuatan umpan pancing yang berbahan dasar daging ini berawal dari hobinya mancing ikan liar di Kali Cisadane.

Di mana mayoritas fauna Kali Cisadane mayoritas berupa ikan baung yang termasuk jenis ikan karnivora (pemakan daging-red).

Baca Juga: Toyota Fortuner Keluar Jalur, Tabrak Rubicon dan Taksi di Gading Serpong

"Saya membuatnya sendiri. Adonan umpan ini berbahan daging yang di giling dengan mesin penghalus. Sebelum digiling daging direbus terlebih dahulu," tambahnya.

Saji mengatakan, adonan yang sudah digiling kemudian disimpan dalam lemari pendingin. Tujuannya agar kualitas umpan terjaga dan tidak cepat membusuk.

Harganya yang terjangkau membuat umpan yang diberi nama biang kerok ini  banyak diincar penghobi mancing asal luar daerah.

" Per kilonya 25-50 ribu. Umpan ikan racikan ini rata-rata di pesan secara online para penghobi dari berbagai daerah seperti dari Tangerang, Jakarta bahkan sampai Riau," pungkasnya.

Sekadar diketahui, dalam sehari usaha pengolahan umpan mancing milik Saji mampu mencapai Rp300 ribu perharinya.***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah