Pakar: Pemerintah Perlu Maksimal Cegah Penyebaran Covid-19, Masyarakat Harus Disiplin

- 20 Agustus 2020, 11:37 WIB
Ilustrasi virus corona penyebab Covid-19.
Ilustrasi virus corona penyebab Covid-19. /Foto: Freepik/

SEPUTARTANGSEL.COM - Pemerintah tetap perlu melakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Pada saat yang sama, masyarakat juga harus disiplin melaksanakan upaya pencegahan penularan.

Demikian disampaikan pakar virologi Pakar virologi dari Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) Mohamad Saifudin Hakim.

Baca Juga: Modal Kerja Bagi Pengusaha Mikro dan Kecil Akan Dibagikan Pemerintah Pekan Depan

Menurut Mohamad Saifudin Hakim, vaksin bukan satu-satunya solusi untuk menghentikan pandemi Covid-19.

Ia mencontohkan, wabah virus corona sebelumnya, seperti SARS-CoV pada 2002-2003 dan MERS-CoV pada 2012 yang berhasil dihentikan tanpa vaksin.

Dikutip Seputartangsel.com dari Antara pada Selasa, 18 Agustus 2020, Mohamad Saifudin Hakim menyebutkan, ada sejumlah negara yang sukses menahan laju peningkatan kasus Covid-19.

Baca Juga: Prostitusi Berkedok Karaoke di BSD Tangsel, 47 Pemandu Lagu Hingga General Manager Diamankan

Di antaranya Tiongkok, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Taiwan. Negara-negara ini bisa menekan peningkatan kasus dengan upaya pencegahan penularan yang dilaksanakan dengan baik dan disiplin.

Tindakan pencegahan seperti isolasi kasus, pelacakan kontak, dan karantina, penjarakan fisik, memakai masker dan cuci tangan, dan karantina komunitas atau lockdown sangat diperlukan.

Meski saat ini produk vaksin Sinovac tengah diuji secara klinis, tetapi tidak bisa terburu-buru diklaim akan efektif digunakan nantinya.

Baca Juga: NEOM: Mega Proyek yang Digagas Putra Mahkota Arab Saudi

"Jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa vaksin yang sedang diuji klinis saat ini pasti akan efektif dan sudah pasti menjadi pilihan untuk diedarkan. Ini kesimpulan yang terlalu dini," kata Mohamad Saifudin Hakim.

Dia menilai kandidat vaksin yang sudah masuk ke uji klinis fase 3 tidak menjamin bahwa uji klinis akan berhasil.

Banyak kandidat vaksin yang sudah menjalani uji fase 3, namun gagal karena ternyata terbukti tidak efektif.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini, Kamis 20 Agustus 2020: TRANS 7, TRANS TV, NET TV, MNC TV, GTV, SCTV, RCTI

Meski demikian, Mohamad Saifudin Hakim berpendapat bahwa pengembangan vaksin Covid-19 menjadi salah satu upaya yang dilakukan banyak negara untuk menghentikan pandemi.

Hal itu karena banyak penelitian sudah menunjukkan bahwa antibodi yang terbentuk setelah infeksi SARS-CoV-2 secara alami ternyata tidak bertahan lama lalu akan menghilang dalam 2-3 bulan.

Bila nantinya dari hasil uji coba vaksin Sinovac ini berhasil di tanah air lalu dimasukkan ke dalam program imunisasi nasional maka butuh suplai vaksin yang cukup.
Karena itu, dia berharap Indonesia bisa memproduksi sendiri.

Baca Juga: Sepekan Ditahan, Nora Alexandra Khawatir Jerinx SID Dijahili di Tahanan

"Tentu akan lebih mudah dipastikan jika kita mampu memproduksi vaksin sendiri, dibandingkan jika harus membeli dari produsen dari luar negeri," kata dia.

Menurutnya, teknologi pembuatan vaksin terinaktivasi sudah dimiliki oleh PT Biofarma.

Namun, untuk produksi massal vaksin tersebut tentu saja menunggu hasil uji klinis fase tiga ini.

"Bila vaksin ini terbukti efektif dan aman maka produksi massal dapat dimulai. Tinggal nanti kesepakatan antara Sinovac, Pemerintah Indonesia dan PT Biofarma. Berapa bagian dari produksi vaksin itu yang akan diproduksi Biofarma," pungkasnya.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah