Refly Harun: Tidak Mungkin Gibran Kalah, Karena Dia Anak Presiden Jokowi

- 25 Juli 2020, 11:47 WIB
Pakar hukum tata negara Refly Harun mengungkapkan kehadiran pasangan Bajo hanya mengejek pasangan Gibran-Prakosa.
Pakar hukum tata negara Refly Harun mengungkapkan kehadiran pasangan Bajo hanya mengejek pasangan Gibran-Prakosa. /-Foto: Tangkapan layar channel YouTube Refly Harun

SEPUTARTANGSEL.COM - Pasangan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) siap menantang pasangan Gibran Rakabuming-Teguh Prakosa dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Solo, Jawa Tengah.

Tim Pemenangan Paslon Bajo pun sedang berusaha mengumpulkan fotokopi KTP calon pemilih sebanyak 35.870 suara sebagai batas minimal yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Namun, pasangan Bagyo-Supardjo baru berhasil mengumpulkan suara sebanyak 20 ribuan.

Baca Juga: Keutamaan Dzulhijjah: Ibadah-ibadah Utama Terkumpul di Dalamnya

Pasangan Bajo berasal dari calon independen di mana keduanya tidak memiliki track record di bidang politik, yang satu hanyalah seorang penjahit, yang satu lagi hanya seorang Ketua RW.

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun pun buka suara terhadap pencalonan pasangan Bajo di Pilkada Solo.

Melalui video YouTube berjudul 'TUKANG JAHIT DAN KETUA RW SIAP LAWAN GIBRAN!' yang diunggah pada Jumat 24 Juli 2020, Refly menyatakan bahwa Gibran tidak mungkin kalah dari pasangan Bajo.

Baca Juga: Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo Positif Covid-19, Jokowi Jalani Swab Test

"Secara teoritis rasanya tidak mungkin Gibran kalah. Dia di atas kertas. Kenapa? Karena dia adalah anak presiden jadi Jokowi effect yang luar biasa, pengaruh Jokowi juga pasti akan sangat kuat," ujar Refly.

Selain faktor pengaruh Presiden Jokowi (Joko Widodo), Refly Harun turut menyebut alasan lain mengapa putra sulung Jokowi tersebut sulit dikalahkan.

"Karena Solo adalah rumah dia. Dan juga karena sokongan PDIP. Kita tahu bahwa PDIP pemegang mayoritas kursi di DPRD Kota Solo. Jadi kalau kekuatan ini bersatu, maka sulit mengalahkan Gibran. dan juga pastinya Jokowi dan PDIP tidak mau kehilangan muka," jelasnya.

Baca Juga: Tito Karnavian Soal Jenazah Covid-19 Dibakar: Teori Ya, Saya Tidak Pernah Bilang Harus Begitu

Paslon Bajo diusung oleh sebuah komunitas bernama Tikus Pithi. Mereka pede mencalonkan Bajo karena memiliki anggota sebanyak ratusan ribu yang tersebar di seluruh Indonesia.

Refly mengungkapkan kalau kehadiran Tikus Pithi hanya ingin mengejek pasangan Gibran-Prakosa.

"Dengan hadirnya Tikus Pithi ini, kita bisa menggarisbawahi beberapa skenario. Skenario 1 pasangan ini sengaja mengejek pasangan Gibran-Prakosa karena yang dihadapi adalah anak presiden tapi yang menghadapi cuma penjahit dan Ketua RW," tutur mantan Komut Pelindo I itu.

Baca Juga: Pamungkas Ternyata Pernah Jadi Anak Rohis, Ini Ceritanya

"Kalau yang menantang tukang jahit dan Ketua RW mereka mau menghina, tapi bukan merendahkan, cuma membuat lelucon," lanjut Refly.

Meski demikian, Refly memandang ada kemungkinan lain di balik hadirnya si tukang jahit dan Ketua RW ini.

Pencalonan pasangan Bajo dianggap hadir hanya sebagai boneka yang berperan agar Pilkada Solo tidak melibatkan kotak kosong.

"Dalam perspektif kedua, ada yang mengatakan wah ini kan cuma calon boneka aja, agar Pilkada nya gak lawan kotak kosong. Masuk akal loh itu," pungkasnya.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x