SEPUTARTANGSEL.COM- Menko Polhukam Mahfud MD mengakui sulit mengatur dan memberikan sanksi terhadap PSSI.
Mahfud mengatakan apabila Pemerintah akan menindak PSSI yang sudah sering melakukan kesalahan, mendapat larangan dari FIFA.
Mahfud juga mengungkap PSSI selalu berlindung dengan aturan FIFA.
Hal tersebut dikatakan Mahfud MD dalam dialog Live di Mata Najwa yang tayang di kanal Youtube Mata Najwa pada Kamis, 6 Oktober 2022.
Pernyataan Mahfud mengundang komentar tokoh NU Ainun Najib.
Melalui akun twitternya Ainun Najib berharap Presiden Jokowi langsung menelepon Presiden FIFA agar PSSI dibubarkan.
"Pak @mohmahfudmd bilang PSSI ikut FIFA, tidak bisa diatur Pemerintah," kata @ainunnajib pada Jumat, 7 Oktober 2022.
"Mohon pak Presiden @jokowi telepon langsung Presiden
@FIFAcom lagi untuk minta PSSI dibubarkan oleh FIFA dan Presiden Indonesia ???????? sebagai pemimpin bangsa terbesar ke-4 dunia membangun ulang dari nol," ujarnya.
Kerusuhan dalam pertandingan sepak bola sudah sering terjadi, bahkan korban jiwa pun sering terjadi.
Akan tetapi Mahfud mengakui ketika terjadi kerusuhan dan korban jiwa, PSSI berulang kali membentuk tim investigasi.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Mahfud Bongkar Sebab PSSI Susah Ditindak: Seperti Pasar, Sejak Dulu Itu
"Tetapi gak ada tindak lanjutnya, gak ada kabarnya," kata Mahfud yang juga menyesalkan sikap PSSI.
Sedangkan Pemerintah untuk melakukan tindakan terhadap PSSI terhalang dengan aturan FIFA.
"Kita mau melakukan tindakan di lapangan terhadap PSSI, oleh FIFA gak boleh. Alasannya PSSI terikat dengan aturan FIFA," ujar Mahfud MD.
Bahkan Mahfud mengakui bahwa dalam persepakbolaan, peraturan FIFA lebih tinggi daripada peraturan Pemerintah.
Mahfud juga menyebut PSSI seperti pasar, karena selalu ramai.
"PSSI itu seperti pasar, pasar jual beli, sejak dulu itu," sebut Mahfud.
Untuk itulah kini Presiden Jokowi mengambil tindakan dengan membuat tim independen dalam menyelesaikan tragedi Kanjuruhan.
Baca Juga: Ketua PSSI Iwan Bule Tak Mau Mundur Usai Tragedi Kanjuruhan, Tokoh NU: BTS Army Tolong
Hasil investigasi tim independen ini nantinya akan digunakan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan aturan FIFA. ***