Dana BSSN Minim Jadi Alasan Kebocoran Data Marak, Pengamat Siber Sindir: Giliran Duit Cepatnya Bukan Main

- 12 September 2022, 09:19 WIB
Ilustrasi hacker Bjorka.
Ilustrasi hacker Bjorka. /Kolase foto Twitter/@bjorkanism dan Reuters/Kacper Pempel/

 

SEPUTARTANGSEL.COM- Pengamat keamanan Siber Teguh Aprianto mengkritik pernyataan peneliti keamanan siber Communication Information System Security Research Center (CISSRec), Pratama Persadha.

Dalam pernyataannya Pratama Persadha menyebut maraknya kebocoran data yang terjadi saat ini, salah satu penyebabnya karena Badan Siber dan Sandi Nasional atau BSSN kekurangan dana.

Hal itu dikatakan Pratama Persadha dalam sebuah wawancara sebuah stasiun televisi pada Jumat, 9 September 2022.

Baca Juga: Hacker Bjorka Diburu, Aktivis Media Sosial: Bukan Dia yang Hebat, Security Internet Kita Emang Dodol

Bahkan Pratama Persadha mengatakan anggaran BSSN hanya sebesar Rp500 miliar tak mencukupi untuk mengamankan data-data yang menjadi tugas dan tanggung jawab BSSN dan Kominfo. 

Menanggapi pernyataan tersebut Teguh Aprianto pun melontarkan sindirannya pada Pratama Persadha. 

"Udah mulai berani tanpa malu-malu ya. Logika yg benar itu kerja yg benar dulu baru minta anggaran dinaikin," kata Teguh Aprianto melalui akun twitternya @secgron pada Senin, 12 September 2022.

Teguh juga menyebut kerja Kominfo dan BSSN selama ini  dengan anggaran yang sangat fantastis. 

Meski begitu kinerja Kominfo dan BSSN hingga saat ini belum maksimal sesuai anggaran yang telah dikeluarkan Pemerintah.  

"Kerjanya ga jelas kok pd banget minta naikin anggaran?" geram Teguh. 

"Kominfo itu anggarannya 27 triliun di tahun ini, apakah kualitasnya bagus? Tetap aja sama-sama ampas," lanjutnya. 

Baca Juga: Soroti Aktivitas Hacker Bjorka, Haris Pertama: Luar Biasa Bisa Buat Gaduh Satu Republik

Teguh juga mengungkapkan bahwa kualitas BSSN dan Kominfo sejak dulu hingga kini kualitasnya kurang. 

"Harga BBM sama kebutuhan lain dari dulu konsisten naik. Cuma kualitas BSSN sama Kominfo yang dari dulu ga naik-naik," sindirnya Teguh Aprianto. 

"Giliran urusan duit cepatnya bukan main walaupun kerjanya ga jelas entah ngapain," sindirnya.

Sebelumnya Kominfo dan BSSN saling lempar tanggung jawab ketika publik menanyakan perihal data 1,3 miliar pengguna kartu SIM telepon bocor. 

Bukan sekali dua kali, kebocoran telah terjadi berulang.

Sebelumnya kebocoran data konsumen Indihome, PLN, BIN, Kepolisian, Presiden Jokowi, bahkan kini diancam data MyPertamina akan dibocorkan.  

Baca Juga: Bjorka Klaim Retas Dokumen Milik Jokowi, Rocky Gerung: Kalau Pemerintahnya Sangat Demokratis, Nggak Ada Hacker

"Tapi giliran ditanyain sama publik secepat kilat langsung saling lempar tanggung jawab," geram Teguh Aprianto. 

"Sedihnya negara ini menghabiskan uang yang sangat banyak untuk manusia-manusia seperti ini," pungkasnya. ***

Editor: Tining Syamsuriah


Tags

Terkait

Terkini