Miris, Harga BBM Naik, Pengamat Ini Sebut Pemerintah Bisnis dengan Rakyat: Kenapa Tidak Diambil dari Batubara?

- 7 September 2022, 08:06 WIB
Naiknya harga BBM akan diikuti dengan kenaikan semua bahan pokok dan moda transportasi, membuat ekonomi masyarakat kian terjepit
Naiknya harga BBM akan diikuti dengan kenaikan semua bahan pokok dan moda transportasi, membuat ekonomi masyarakat kian terjepit /wahanahonda.com/

SEPUTARTANGSEL.COM- Naiknya harga BBM yang cukup tinggi di tengah kondisi masyarakat yang serbasulit membuat Pemerintah banjir protes. 

Pemerintah beralasan kenaikan harga BBM sebagai akibat dari kenaikan di dunia pun ditolak para pengamat ekonomi. 

Bahkan Pengamat Ekonomi dari Political Economi & Policy Study atau PEPS Anthony Budiawan menyebut Pemerintah berbisnis dengan rakyat. 

Baca Juga: Jokowi Minta IKN Jadi Proyek Strategis Nasional, Mardani Ali Sera: Rakyat Perlu Pangan dan BBM Terjangkau

Melalui akun twitternya @AnthonyBudiawan memaparkan alasannya menyebut Pemerintah melakukan bisnis dengan rakyat. 

Menurut Anthony Budiawan bukti Pemerintah berbisnis dengan rakyat dihitung berapa keuntungan yang didapat Pemerintah dengan menaikkan harga BBM. 

"Harga pertalite yang naik Rp2.350 per liter x sisa konsumsi tahun ini anggap 10 juta KL = Rp23,5 triliun," kata Anthony Budiawan pada Rabu, 7 September 2022. 

Sedangkan harga solar naik Rp1.650 per liter x sisa konsumsi 5 juta KL = Rp8,25 triliun.  

"Inikah nilai menyakiti hati masyarakat, nilai keadilan: hanya Rp31,75 triliun?" ujarnya lagi. 

Ia menyebut di lain sisi, pendapatan negara per Juli 2022 naik Rp519 triliun (50,3%), sebagai akibat harga komoditas, yang notabene milik negara, meroket.

"Bukannya membagi rejeki ‘durian runtuh’ ini kepada masyarakat, sebagai kompensasi kenaikan harga pangan, yang ada malah menaikkan harga BBM: Sehat?" sindir Anthony Budiawan. 

Baca Juga: Usai Walk Out dari Rapat Paripurna DPR RI karena Tolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Fraksi PKS Temui Pendemo

Ia menyebut ‘durian runtuh’ dari sektor batubara sangatlah besar. 

"Ekspor 2021 naik $12 miliar, dari $14,5 miliar (2020) menjadi $26,5 miliar," sebutnya. 

"Kenapa Rp31,75 triliun, sekitar $2 miliar saja, tidak ambil dari batubara ini? Kenapa harus dari rakyat kecil? Bukankah batubara milik rakyat juga?" geramnya. 

Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM dilakukan justru saat tren harga minyak dunia turun. 

Alasan Pemerintah untuk mengurangi jumlah subsidi BBM yang disebutnya mencapai Rp502,4 triliun.

Sebelum naiknya harga BBM, beragam kebutuhan pokok pun telah mendahului naik. 

Baca Juga: Salurkan Aspirasi Rakyat Tolak Kenaikan Harga BBM bersubsidi, Fraksi PKS Walk Out dari Rapat Paripurna DPR RI

Dengan naiknya harga BBM juga akan diikuti naiknya beragam tarif moda transportas, yang juga diikuti dengan kenaikan harga barang. *** 

Editor: Tining Syamsuriah


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah