SEPUTARTANGSEL.COM – Pemerintah baru saja menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite, Solar subsidi dan Pertamax.
Sebagian pengguna Pertalite (RON 90) beralih ke bensin Revvo 89 di SPBU Vivo karena selisih harga lebih muran Rp1.100 per liter.
Di tengah situasi tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif dikabarkan memerintahkan SPBU Vivo untuk menaikan harga BBM Revvo 89.
Baca Juga: Dirjen ESDM Sebut SPBU Vivo Akan Sesuaikan Harga BBM, Anthony Budiawan: Rugikan Keuangan Rakyat
Sementara sejumlah SPBU Vivo dilaporkan memadamkan tanda harga BBM Revvo 89 pertanda BBM jenis tersebut tak dijual.
Langkah Menteri ESDM Arifin Tasrif memerintahkan Vivo agar menaikkan harga BBM Revvo 89 dinilai pengamat Ekonomi Anthony Budiawan sebagai hal yang mencurigakan.
“Perintahkan Vivo naikkan harga merupakan kebijakan tidak masuk akal, merugikan keuangan rakyat untuk memberi keuntungan kepada Vivo: transfer uang rakyat kepada pengusaha SPBU," katanya dalam cuitan twitter di akun @AnthonyBudiawan.
Baca Juga: Ketua MUI Pusat Cholil Nafis Soal Kenaikan Harga BBM: Jangan Berjanji Jika...
"Kenapa? Siapa diuntungkan kalau Vivo untung? Apakah ada KKN? KPK masih ada?” lanjutnya.
Anthony Budiawan menilai, perintah Menteri ESDM untuk menaikkan harga BBM di SPBU Vivo justru menunjukkan adanya upaya untuk mencari keuntungan besar lewat kenaikan harga Pertalite ke angka Rp10.000.
Menurutnya, pemerintah seharusnya senang jika masyarakat membeli BBM swasta, alih-alih merasa dirugikan. Sebab, beban tanggungan subsidi seharunya berkurang jika tidak dikonsumsi masyarakat.
Baca Juga: Presiden Jokowi Naikkan Harga BBM, Fadli Zon: Resep Ekonomi Neoliberal
“Kalau pertalite Rp10.000/liter masih subsidi, pemerintah harusnya senang masyarakat beli BBM dari SPBU lainnya: subsidi pertalite berkurang. Perintahkan Vivo naikkan harga, indikasi Pertamina mau dongkrak penjualan pertalite: Rp10.000/liter untung besar?” katanya melanjutkan.
Tak sampai di situ, Anthony Budiawan juga mengingatkan pemerintah tentang undang-undang anti monopoli yang rentan dilanggar Menteri ESDM lewat perintah menaikan harga BBM Vivo.
Baca Juga: BBM Naik Tinggi, Susu tak Terbeli, Ini Lirik Lagu Galang Rambu Anarki karya Iwan Fals
Artikel ini telah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul: "Pemerintah Mulai Oleng, Menteri ESDM Perintahkan SPBU Vivo Naikan Harga BBM, Pengamat: Cari Untung Besar?"
“Perintah menaikkan harga BBM kepada Vivo sangat berbahaya, bisa melanggar UU Antimonopoli: Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, antara lain praktek kolaborasi menentukan harga tertentu, atau price fixing? Hukumannya adalah pidana?,” kata Anthony Budiawan seperti dikutip dari akun twitter @AnthonyGunawan.
Di sisi lain, bensin Revvo 89 yang dibanderol Rp8.900 lebih rendah dari Pertalite Rp.10.000 dikabarkan mendadak hilang di pasaran.
Hal itu diungkap oleh netizen yang mendapati beberapa SPBU Vivo di SPBU Cikokol dan Bintaro Tangerang Selatan yang memadamkan banderol harga bensin Revvo 89.*** (Asahat Edi Rediko PS/Pikiran Rakyat)