"Jadi intinya adalah mengenai pelecehan tersebut. Sekarang kan dalilnya Ferdy Sambo emosi karena mendengar istrinya, Putri dilecehkan. Laporannya oleh siapa, diduga oleh Kuat dan oleh Putri sendiri yang dikonfirmasi Sambo. Korbannya adalah Brigadir Yosua," kata Refly Harun.
"Dalam versi Deolipa Yumara, bukan Brigadir J yang justru kurang ajar. Yang terjadi adalah they have an affair between (Mereka berselingkuh antara) Putri dan Kuat Ma'ruf. Menurut Deolipa mereka making love (berhubungan intim) dan ketahuan oleh Yosua lalu Yosua yang dijadikan korban," sambungnya.
Karena itu, Refly Harun menilai alasan Brigadir J tak satu mobil dengan Putri Candrawathi sepulangnya dari Magelang, Jawa Tengah adalah karena istri Ferdy Sambo itu malu ketahuan telah berhubungan intim dengan Kuat Maruf.
"That's why (Itulah mengapa) dalam kepulangan dari Magelang, Yosua tidak satu mobil dengan Putri. Mungkin karena ketahuan dan ada rasa malu barangkali," ucapnya.
Sementara, Kuat Maruf justru mengancam dan melaporkan Brigadir J ke Ferdy Sambo.
Refly Harun menduga, ancaman tersebut dilayangkan Kuat Maruf karena ia takut Brigadir J akan melaporkan perbuatannya dengan Putri Candrawathi kepada Ferdy Sambo.
"Karena kalau dia menyaksikan sebuah adegan pelecehan oleh Yosua, dia tidak mengancam. Terbalik, seharusnya Yosua yang mengancam Maruf, 'Awas loh kalau ngomong sama Bapak'. Kan begitu, ini kita bermain logika saja," tuturnya.
Menurut mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu menuturkan, yang biasanya mengancam adalah orang yang melakukan kesalahan dan tidak ingin kesalahannya itu diketahui oleh orang lain.