Ipah yang bekerja sebagai buruh pabrik ini mengatakan, ia dianjurkan membuat surat keterangan tak mampu dan akhirnya bayinya dibawa ke rumah sakit.
Ipah mendapat keterangan, bayinya menderita gizi buruk.
"Saat lahir normal. Saya sempat membawa berobat ke klinik swasta dua kali saat masih ada uang," katanya.
Ipah mengatakan, ia tak mengikutsertakan anaknya imunisasi. Soalnya, setiap ada jadwal imunisasi, bayinya selalu demam dan panas.
Camat Mande, Rela Nurela mengatakan, bayi gizi buruk yang meninggal tersebut memang lost contact dan tidak lagi di bawah pengawasan posyandu setelah terdiagnosis gizi buruk.
Baca Juga: FBI Geledah Kediaman Trump untuk Cari Dokumen Senjata Nuklir, Surat Perintah Sedang Ditinjau
"Pernah usia 4 bulan dikawal puskesmas sampai normal lagi. Setelah itu keluarga tidak pernah membawa lagi. Jadi, kami tidak tahu perkembangan," ujarnya melalui sambungan telepon.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Puskesmas Kademangan, Kecamatan Mande, Elis Hanny Windyalaras, MKep, mengatakan, pihaknya sudah berupaya maksimal terkait kasus bayi gizi kurang ini.
Artikel ini telah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul:"Bayi Gizi Buruk Meninggal Dunia karena Terkendala Biaya, sang Ibu: Bidan Memaksa Saya"