Network
SEPUTARTANGSEL.COM- Kasus tewasnya Brigadir J atau Nofryansah Yosua Hutabarat di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo menuai banyak kejanggalan.
Kepolisian menyebut tewasnya Brigadir J karena tembakan yang dilontarkan Bharada E yang juga pengawal Ferdy Sambo saat mendapati Brigadir J melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawati.
Tetapi keluarga mendapati jasad Brigadir J tak hanya luka tembakan. Ada luka memar seperti benda tajam, jahitan di hidung dan dua jari patah.
Mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Napoleon Bonaparte menyebut ada yang ditutupi dari peristiwa tersebut.
Dikutip Seputartangsel.com dari Antara, Napoleon memperingatkan pada Polisi, jika terbukti apa yang disebutnya membabi buta itu untuk menutup-nutupi, suatu saat akan kembali kepada yang bersangkutan.
"Kalau terbukti apa yang dikatakannya itu membabi buta membela sesuatu yang ditutup-tutupi atau sebagainya suatu saat akan kembali kepada yang bersangkutan," ujar Napoleon dikutip Seputartangsel.com dari Antara pada Jumat, 15 Juli 2022.
Ia juga menilai bahwa penyelidikan mengenai hal tersebut tak perlu adanya tim khusus.
"Penyidik biasa saja bisa mengungkap kasus tersebut," ujarnya.
