Ia menjelaskan bahwa posisi pesawat Presiden Indonesia GIA1 ketika mulai berputar 360 derajat ke kiri adalah tepat di sekitar perbatasan Iran dan Turki.
"Kita masih tidak tau kenapa muter di perbatasan Turki-Iran, namun "biasanya" berputar atau holdimg di perbatasan alasannya adalah masalah flight permit atau flight approval melintas diatas megara yang akan dilalui," ujarnya.
"Lha tapi ini kan pesawat bawa VIP / #presiden ! Kok bisa?" tanyanya.
Gerry sebelumnya mencurigai bukan karena masalah belum adanya flight permit/approval untuk melintas diatas Turki.
Tetapi ia mengungkapkan kecurigaannya pada ATC Turki bingung, antara pesawat 737 kepresidenan dan 777 #GIA1.
"Ya mungkin aja mereka expect "Indonesian Air Force 001" (737 Kepresidenan) dan yang nongol adalah "Indonesia 1" (Callsign Garuda ketika membawa #President #Indonesia), agak konyol memang, but silly things can happen," ujarnya.
"Belum lagi kalo misal Flightplan yang disubmit ke ATC adalah M/ flight (Military) atau N/ (non-scheduled) tanpa nulis Remark STS/STATE FLT (flight kenegaraan)," tambahnya.
Iya mengatakan bahwa pesawat tersebut memutar satu kali.