Saat kondisi Covid-19 semua produksi berhenti, kini ketika Covid-19 telah mereda, semua kegiatan ekonomi pun beroperasi.
Tetapi produksi masih kurang, suplai kurang, sehingga menyebabkan harga pangan juga naik.
Hal itu diperparah dengan kondisi perang Rusia dan Ukraina yang disebutnya mengganggu suplai dunia.
Ukraina sebagai gudangnya minyak goreang dengan biji matahari dan gandum, sedangkan Rusia sumber minyak.
Kondisi ini membuat ekonomi Amerika goyang dan akan mempengaruhi ekonomi Indonesia beberapa bulan ke depan.
"Sekarang ini kita berada di masa 'yang penting bisa makan'," katanya.
Meski begitu, dikatakannya kondisi pangan di Indonesia tak berpengaruh. Karena Indonesia seimbang, masih ada ekspor dan impor serta BBM pun masih disubsidi.
Tetapi apa yang terjadi di Amerika akan berpengaruh pada kebijakan di dalam negeri. Paling kelihatan adalah kebijakan bunga kredit.
"Di dunia angka kredit mulai naik," ujarnya.