"Batu bara yang energi hitam diubah menjadi hijau pakai teknologi mereka. Sementara Menko Marives adalah pengusaha batu bara (10% saham TOBA). Kakak Menteri BUMN juga pengusaha batu bara. Dubes Indonesia untuk AS juga pengusaha batu bara---yang sukses mengawal UU Cipta Kerja, yang kita tahu sendiri macam apa muatannya," paparnya.
Ia juga mengatakan mengenai pertemuan dengan Elon Musk, pemilik Tesla untuk menarik investasi baterai di mobil listrik.
"Apa kaitan dengan GOTO? Ada. Sebab TOBA dan GOTO bikin Electrum (industri kendaraan listrik). Ada pejabat Kantor Staf Kepresidenan juga yang sudah bikin PT mobil listrik," ungkapnya lagi.
"Kesimpulan: namanya kunjungan kenegaraan, biayanya dari APBN, ketemunya ada urusan dagangan pribadi/kelompok juga," kritik Agustinus Edy Kristianto.
Agustinus juga mengemukakan apabila tidak untuk urusan dagang kelompok itu, Presiden Jokowi akan memikirkan kenapa minyak goreng bertahan di harga Rp14 ribu untuk setengah liter.
"Kalau tidak urusan dagang kelompok itu, Jokowi akan pikirkan kenapa harga migor 'sukses' mencapai Rp14 ribu (TAPI per 1/2 liter), harga gas 12 kg naik jadi Rp200 ribu, harga deterjen melonjak, 97% UMKM bangkrut karena pandemi, pengangguran meningkat, harga TBS petani anjlok, ancaman inflasi tinggi di depan mata....," protes Agustinus Edy Kristianto.
Ia menilai dalam situasi kacau, Jokowi dikatakannya malah makin sayang dengan boneka-boneka oligarki.
"Tak ada satu pun yang dihukum/dipecat. Itu artinya Jokowi membenarkan kelakuan mereka. Itu artinya ia satu kapal, satu tujuan dengan mereka!" tutupnya. ***