Menurutnya Guswanto, tingkat pertumbuhan dan fenomena hujan akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan lebih dominan.
Oleh karena itu, Ketua Deputi Meteorologi BMKG itu mengatakan dominasi cuaca cerah dan tingkat awan yang rendah tersebut dapat mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi.
Tidak heran hal tersebut menjadi penyabab suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan suhu panas terik di beberapa wilayah di Indonesia bukan fenomena gelombang panas.
Baca Juga: Pasca Diguncang Gempa Magnitudo 6,1 Muncul Fenomena Lumpur Panas di Sumbar, BMKG Beri Peringatan
Fenomena gelombang panas, dia menambahkan, biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi, seperti di Eropa dan Amerika. Sementara, yang terjadi di Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas terik dalam skala variabilitas harian.
Sebagai informasi, berdasarkan penjelasan World Meteorological Organization (WMO), gelombang panas atau Heat Wape merupakan kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima haru atau berturut-turut.
Suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat Celcius atau lebih.
BMKG mencatat suhu maksimum selama periode 1-7 Mei terukur di kisaran angka antara 33-36,1 derajat Celcius. Suhu maksimum tertinggi 36,1 derajat Celcius terjadi di Tangerang-Banten dan Kalimarau-Kalimantan Utara.***