Hal ini misalnya ketika Presiden Jokowi mengeluarkan kebijakan larangan ekspor CPO yang diberlakukan 28 April 2022, Menko Airlangga Hartato kemudian menentang kebijakan itu dan mengumumkan mengizinkan ekspor CPO.
Sikap menko yang tidak sejalan dengan presiden, dinilai Rizal sebagai fenomena "Lame Duck".
"Lame Duck : omonganya sudah tidak dianggap/ tidak berwibawa, perintahnya tidak dilaksanakan. Kenapa masih 2 tahun, @jokowi sudah jadi lame duck," jelasnya.
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Pemilu 2024 Tak Ditunda: Kita Harus Mencari Pemimpin yang Kuat
Menurut Rizal Ramli, fenomena tersebut di Indonesia terjadi terlalu awal di era pemerintahan Jokowi.
Biasanya fenomena "Lame Duck" terjadi enam bulan menjelang jabatan berakhir.
Selanjutnya, Rizal Ramli membandingkan Presiden Jokowi dengan para mantan Presiden RI yang dinilainya memiliki pengaruh meski sudah tidak menjabat.
"Mantan-mantan Presiden biasanya memiliki pengaruh (power of endorsement) untuk mencalonkan calon Presiden berikutnya ! Mengapa Presiden @jokowi tidak akan memiliki power of endorsement," ujarnya.
Menurut Rizal, Jokowi tidak memiliki pengaruh untuk mencalonkan calon presiden berikutnya.
Rizal menilai dukungan Jokowi untuk calon presiden justru menjadi beban.