Hubungan Anies dan 212 Dibongkar Politisi Nasdem, Refly Harun: Masuk Radar sebagai Calon Presiden

- 18 April 2022, 07:36 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diduga masuk radar sebagai kandidat calon presiden dari Partai Nasdem
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diduga masuk radar sebagai kandidat calon presiden dari Partai Nasdem /Foto: Instagram/@aniesbaswedan/

 

SEPUTARTANGSEL.COM - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun ikut buka suara terkait pernyataan Politisi Nasdem Irma Suryani Chaniago terkait sosok Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dalam pernyataannya, Irma bongkar keterkaitan Anies Baswedan dengan kelompok 212.

Menurut Irma, Anies Baswedan hanya dicomot dan diposisikan sebagai bagian dari kelompok 212.

Baca Juga: Grace Natalie Tuding Pengeroyok Ade Armando Relawan Anies, Refly Harun: Terlalu Prematur Ketika Menuduh

Irma Suryani Chaniago bahkan mengungkapkan, dirinya sangat mengenal Anies Baswedan yang menurutnya merupakan sosok nasionalis.

Hanya saja, kata Irma, Anies Baswedan terpaksa mengambil politik identitas untuk menang pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Menanggapi hal ini, Refly Harun justru mempertanyakan pernyataan Politisi Nasdem itu.

Baca Juga: Grace Natalie Tuduh Relawan Anies Baswedan Kelompok Radikal, Roy Suryo: Sudah Kehilangan Logika Akal Sehat

Refly Harun menduga, Anies Baswedan telah masuk radar sebagai kandidat calon presiden yang akan diusung Nasdem pada Pemilu 2024 mendatang.

"Mengapa Politisi Nasdem mulai ngomong begitu? Karena Anies masuk radar menjadi calon presiden yang bakal diusung Nasdem nantinya," kata Refly Harun.

Padahal menurut Refly Harun, Nasdem merupakan partai politik pertama yang mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.

Baca Juga: Grace Natalie Tuding Pengeroyok Ade Armando Relawan Anies, Dokter Eva: Memang Boleh Ya Menuduh Tanpa Bukti?

Hanya saja, kata Refly Harun dukungan terhadap Ahok sudah dilakukan Nasdem sebelum mereka mengetahui lawan politiknya.

Mantan Ketua Tim Anti Mafia Mahkamah Konstitusi itu mengatakan, pada awalnya Anies Baswedan diperkirakan kalah di antara kedua pasangan calon lainnya di Pilkada DKI Jakarta 2017.

Namun, Anies Baswedan dinilainya bisa memanfaatkan momentum politik kala itu.

"Anies awalnya diperkirakan kalah di putaran pertama dengan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) bahkan. Tapi tiba-tiba dia mendapatkan sebuah momentum dan momentum itulah yang bisa dia kapitalisasi sehingga dia bisa menjadi nomor dua dalam putaran pertama," ujarnya, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Refly Harun pada Senin, 18 April 2022.

Baca Juga: Grace Natalie Trending di Twitter Usai Tuduh Ade Armando Dikeroyok Relawan Anies, Netizen: Halu Tingkat Tinggi

"Nomor satu tetap Ahok, tapi pada putaran kedua ketika head to head dengan Ahok, justru mesin politik Ahok yang gemuk itu tidak bekerja," katanya menambahkan.

Salah satu contohnya menurut Refly Harun adalah ketika parta-partai yang semula mendukung AHY dan kemudian menyatakan dukungannya kepada Ahok pada putaran kedua justru tidak bekerja.

Mantan Komisaris PT Pelindo I itu mengatakan, penggunaan politik identitas dilakukan semua pihak pada kontestasi politik, salah satunya dalam Pilkada.

"Politik identitas itu akhirnya rasionalitas saja," tuturnya.

Baca Juga: 2 Warga Jakarta Ingin Jabatan Anies Baswedan Diperpanjang, Mardani Ali Sera: Nikmati Saja Dinamikanya

Lebih lanjut Refly Harun mengatakan, Partai Gerindra pernah beralih ke spektrum kanan ketika sudah mulai kehilangan basis pendukungnya akibat Presiden Joko Widodo (Jokowi) didukung oleh politik kiri, yakni partai-partai politik berbasis nasionalis, terutama PDIP.

"Itu pun bukan ceruk partai yang dia garap. Yang dia garap adalah ceruk orang yang tidak berpartai, maka dukungan itu dia dapat dari misalnya kelompok FPI, 212, GNPF Ulama, dan sebagainya walaupun akhirnya harus kecewa," ucapnya.

Refly Harun melihat, kekecewaan tersebut menyebabkan kelompok kanan mencari patronase baru sehingga Anies Baswedan dianggap sebagai calon mereka.

Karena itu, Refly Harun setuju apabila Anies Baswedan disebut sebagai bukan bagian dari kelompok 212.

Baca Juga: Anies Baswedan Bersyukur Bisa Kembali Sholat Tarawih Berjamaah: Ramadhan Tahun Ini Kembali Hidup

"Tetapi, intinya dia memanfaatkan atau dimanfaatkan keakraban dengan kelompok-kelompok tersebut untuk mengkapitalisasi dukungan," ujarnya.

Refly Harun mengungkapkan, sudah menjadi rahasia umum apabila calon kandidat, baik dalam kontestasi politik nasional maupun daerah datang ke para pemuka agama yang memiliki massa sehingga mendapat endorsement.

Menurut Refly Harun, ke depannya masyarakat tidak perlu khawatir terhadap politik identitas, melainkan terhadap keberpihakan hukum.***

Editor: H Prastya


Tags

Terkait

Terkini