Selain itu, Ustadz Abdul Somad meminta agar dibuat definisi atau pengertian radikal yang dimaksud agar memiliki persamaan persepsi.
"Lalu kemudian dibuatlah hendaknya definisi apa dan siapa itu, apa definisi radikal dan orang yang dimasukkan kategori radikal itu memenuhi syarat atau tidak," tuturnya.
Bahkan penceramah yang baru saja memiliki seorang anak laki-laki ini menilai bahwa daftar tersebut bisa menjadi promosi gratis sosok ustadz yang belum dikenal publik.
"Kalau tidak, itu bahayanya Pak Karni, itu bisa jadi iklan gratis. Masyarakat yang sebelumnya tidak kenal dengan ustadz malah dicari, apalagi dikeluarkan sebelum Ramadhan," tandasnya.
"Jadi diharapkan supaya masyarakat berhati-hati , malah masyarakat mencari, akhirnya ketemu dan masyarakat tertarik karena pembicaraannnya," sambungnya.
Lebih lanjut, Ustadz Abdul Somad juga mengemukakan pendapat soal radikal yang dimilikinya.
"Jadi radikal itu saya kira kalau orang mengajak ke masjid, kalau ceramah keadilan itu tidak radikal," pungkasnya.
"Radikal itu adalah bagi ibu-ibu sekarang yang radikal itu kalau kesulitan mencari minyak dan tahu tempe, itu radikal bang," tambahnya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) pun telah membantah bahwa daftar penceramah radikal itu merupakan buatan pihaknya.