Soroti Nasib Warga Desa Wadas, Alissa Wahid Singgung Rakyat Kecil Hingga Kasus Tanah Bandara Kulon Progo

- 8 Februari 2022, 21:46 WIB
Alissa Wahid tanggapi penahanan Warga Wadas: rakyat itu kecil dan jika menolak dianggap membangkang.
Alissa Wahid tanggapi penahanan Warga Wadas: rakyat itu kecil dan jika menolak dianggap membangkang. /Sumber: Antara/

SEPUTARTANGSEL.COM - Ribuan personel polisi dikabarkan mengepung Desa Wadas Purworejo dan menangkap puluhan warga. 

Dalam beberapa video yang beredar di media sosial terlihat, polisi datang dengan persenjataan lengkap berkemah di pinggir desa. Setelah keributan Selasa siang, 7 Februari 2022, polisi juga melakukan sweeping untuk mengejar sejumlah warga.

Banyaknya warga Desa Wadas yang ditangkap, ketika polisi datang dengan tujuan mengukur tanah ditanggapi putri sulung mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid.

Baca Juga: Wadas Dikepung Ribuan Polisi, Puluhan Warga Desa Ditangkap, Dokter Eva: Cara Negara Mengatur Rakyatnya?

Alissa Wahid meminta agar kasus ini diperhatikan oleh Kapolda Jawa Tengah dan Ganjar Pranowo sebagai gubernur. Bahkan dia mengingatkan, kasus yang mirip pada pembangunan Bandara Kulon Progo.

"Atas nama @GUSDURians, kami meminta Kapolda Jateng untuk membebaskan warga Wadas yang ditahan. Juga meminta kepada Gubernur Jateng @ganjarpranowo untuk menunda pengukuran dll sampai kita selesai bermusyawarah dan menghindarkan clash antara rakyat dan aparat negara," seru Alissa Wahid sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @AlissaWahid, Selasa 8 Februari 2022.

"Akar masalah ini ada pada paradigma pembangunan kita. Rakyat diminta menyerahkan tanah sirnya kepada negara, dengan dalih kepentingan yang lebih besar. Benar-benar rakyat itu (dianggap) kecil. Kalau menolak, dianggap membangkang kepada negara, dianggap provokasi, dan boleh ditindak," ungkap Alissa Wahid.

Lebih lanjut, Alissa yang juga merupakan seorang psikolog keluarga menjelaskan, meski untuk kepentingan lebih besar, rakyat berhak berpendapat dan bertindak. Semua prosesnya harus sampai pada titik temu yang setara.

Baca Juga: Ribuan Polisi Kepung Desa Wadas, Puluhan Warga Ditangkap, Alissa Wahid Minta Ganjar Pranowo Lakukan Ini

"Kaidahnya, kebijakan pemimpin haruskan ditujukan untuk kemaslahatan rakyatnya," tegas Alissa Wahid.

"Berapa banyak rakyat kecil yang sudah dikorbankan atas nama pembangunan? Sampai sekarang, setiap berada di Bandara Kulon Progo, saya selalu kirim Fatihah untuk kemaslahatan keluarga-keluarga yng dulu berjuang mempertahankan tanah airnya. Semoga mereka baik-baik saja. Sampai kapan terus berulang?" tanya Alissa Wahid.

Permasalahan Desa Wadas sendiri sudah diketahui sudah dimulai sejak tahun 2016. Pemerintah berencana akan mengeruk tambang dari tanah desa untuk membangun bendungan di Bener.

Namun, tidak semua warga setuju dengan pembangunan tersebut. Pada tahun 2021, beberapa kali warga Desa Wadas bentrok dengan polisi untuk menolak proyek pemerintah. Kali ini dapat dikatakan peristiwa yang paling besar.

Baca Juga: Ribuan Polisi Kepung Desa Wadas Purworejo dan Tangkap Puluhan Warga Hingga Suasana Mencekam

Ganjar Pranowo sendiri sudah memberi klarifikasi, polisi yang datang ke Desa Wadas bertujuan untuk mengamankan ketertiban masyarakat selama tiga hari ke depan, saat pengukuran tanah. 

Ganjar menegaskan, situasi di Desa Wadas saat ini masih aman dan terkendali.

Sementara itu, kasus lahan Bandara Kulon Progo yang sempat disinggung Alissa Wahid, sempat terjadi pada tahun 2018. Penolakan dari warga atas diambilnya tanah mereka berakhir, ketika bangunan rumah dihancurkan dengan alat berat.

Mereka tidak berdaya saat satu per satu rumah yang didiami puluhan tahun rata dengan tanah, sebelum masalah ganti rugi dan kepemilikan lahan terselesaikan. ***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah