80 Persen Kasus Covid-19 di Jawa Barat Berada di 6 Wilayah Ini, Ridwan Kamil: Waspadai Mobilitas Warga

- 7 Februari 2022, 16:33 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mewaspadai mobilitas warga di 6 wilayah di Jawa Barat yang angka kasus Covid-19nya cukup tinggi
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mewaspadai mobilitas warga di 6 wilayah di Jawa Barat yang angka kasus Covid-19nya cukup tinggi /dok. Humas Pemprov Jabar/

SEPUTARTANGSEL.COM - Kasus Covid-19 di Provinsi Jawa Barat (Jabar) saat ini didominasi enam wilayah, mulai dari Kota Depok hingga Kota Bandung.

Ada 80 persen kasus Covid-19 di Provinsi Jabar terkonsentrasi pada enam wilayah, yakni Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan Kota Bandung.

Sementara, 20 persen kasus Covid-19 tersebar pada wilayah Jabar lainnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kembali Meningkat di Indonesia, Tompi: Omicron Ini Nyebelin, Jangan pada Nongkrong Iseng Dulu

Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil mengatakan, mobilitas warga di antara Kawasan Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek), dan Bandung saat ini perlu diwaspadai.

"Enam daerah tersebut 80 persen kasus Covid-19 diwaspadai mobilitas warga. Karena saat ini kasusnya sedang tinggi-tingginya," ujar Ridwan Kamil dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara, Senin 7 Februari 2022.

Namun, Ridwan Kamil mengatakan bahwa tingkat keterisian rumah sakit masih aman tidak seperti saat kasus Covid-19 varian Delta yang mewabah di Tanah Air.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik, Benny K Harman Khawatir Ekonomi Ambruk dan Pemilu 2024 Kembali Ditunda

"Kalau waktu (varian) Delta dulu kasusnya tinggi dan Bed Occupancy Rate (BOR) juga tinggi, sekarang kasusnya tinggi, BOR-nya masih rendah," ungkapnya.

Dia menambahkan, mengatakan sejumlah rumah sakit di Jawa Barat sudah bersiaga menghadapi lonjakan kasus Covid-19 saat ini, seperti menaikkan kapasitas ruang perawatan bagi pasien.

"Rumah sakit sudah mulai kita naikkan lagi kapasitasnya, oksigen disiapkan dan arahan Menkes kalau gejala ringan atau tidak bergejala tidak usah minta dirawat di rumah sakit," kata dia.

Baca Juga: Zubairi Djoerban Ungkap 5 Obat Covid-19 yang Tidak Bermanfaat, Netizen: Jadi Selama Ini Masih Uji Coba?

Di sisi lain, pria yang lulus S2 dari University of California, Berkeley itu menyatakan, untuk pembelajaran tatap muka atau PTM di enam wilayah yang kasus Covid-19 tinggi akan dievaluasi.

"PTM yang dievaluasi di enam kota tersebut, tren itu tidak bisa disamakan. Jadi, kalau bertanya Covid-19, jangan tanya Jabar terlalu umum, karena beda-beda," sebutnya.***

 

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini