Jogja Diteror Aksi Klitih, Bupati Sleman Bagi Wifi Gratis dan Bangun Sport Center

- 2 Januari 2022, 23:00 WIB
Ilustrasi aksi kriminal di jalanan (klitih)
Ilustrasi aksi kriminal di jalanan (klitih) /Pixabay

SEPUTARTANGSEL.COM - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali diteror aksi klitih beberapa waktu belakangan ini.

Klitih adalah aksi sekelompok pemuda tak dikenal, melakukan serangan dengan senjata tajam secara random kepada orang yang tengah berada di jalan, terutama di tempat sepi.

Berbeda dengan begal, pelaku klitih tidak merampas harta benda korbannya. Setelah menyerang secara acak, mereka langsung kabur meninggalkan korbannya terluka atau tewas.

Baca Juga: Tagar #Klitih Jadi Trending di Twitter, Netizen: Yogya Tidak Lagi Aman

Maraknya kasus klitih yang terjadi di wilayah Kabupaten Sleman, DIY turut menjadi perhatian Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo.

Kustini menyebut perbuatan kriminal klitih ini merupakan kasus yang perlu segera diselesaikan dengan melibatkan seluruh pihak dalam penyelesaiannya.

Menurut Kustini, remaja usia produktif memiliki kesempatan untuk menjadi anak kreatif dengan memberikan kesempatan terlibat dalam kegiatan positif baik di bidang akademis maupun non-akademis seperti kegiatan olahraga, kesenian dan lainnya.

Baca Juga: Demi Bisa Viral, Pemuda di Jogja Sayat Tangannya dan Buat Laporan Palsu ke Polisi

"Dari beberapa kasus yang terjadi, anak-anak ini rata-rata masih kurang edukasi, terutama akibat dari perbuatan itu sendiri yang bisa berurusan dengan hukum. Jika anak-anak yang punya energi lebih ini diarahkan pada hal-hal positif, tentu akan sangat bagus," ungkap Kustini, dikutip SeputarTangsel.Com dari Portal Jogja, jaringan Pikiran Rakyat Media Network (PRMN), Minggu 2 Januari 2022.

Kustini sepakat, jika tindakan klitih merupakan tindakan kriminal yang tidak dibenarkan dalam norma masyarakat maupun hukum. Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh stakeholder terkait untuk terlibat di dalam permasalahan ini terutama peran aktif dari orang tua.

"Sebenarnya ini perlu kepekaan dari orang tua juga. Aktivitas anak di atas jam 21.00 WIB itu ngapain aja, perlu dipantau dan harus tegas juga kalau hanya untuk main atau nongkrong. Karena kalau dari keluarga saja istilahnya membiarkan, tentu ini tidak akan selesai," jelas Kustini.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Ajak Nonton Cek Ombak dengan Tamu Kawan Lama, Netizen Malah Gagal Fokus dengan SMA 1 Jogja

Tak hanya melalui kerja sama, Pemkab Sleman sudah sejak lama menaruh perhatian pada kasus klitih dengan mengaktifkan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR).

Kelompok yang diisi oleh remaja ini selain berkontribusi dalam pembentukan pelayanan informasi dan konseling tentang Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja, namun juga mengedukasi tentang perilaku menyimpang.

"Ini kan sebenarnya bahasa antar remaja ya. Kita juga sudah lakukan itu dan akan diintensifkan lagi melalui PIKR dan edukasi sebaya hingga tingkat Dasawisma. Saya yakin jika komunikasi antar remaja berjalan maksimal, klitih akan semakin berkurang dan selesai," terang Kustini.

Baca Juga: PPKM Level 4 Diperpanjang, Luhut: Bali, Malang, Jogja, dan Solo Jadi Perhatian Khusus

Sementara, untuk menunjang tersalurkannya jiwa kreatif dan tidak bisa diam anak remaja, Kustini menyebut fasilitas Wifi gratis padukuhan dan sport center di tiap Kapanewon (kecamatan) akan menjadi solusi untuk penanganan klitih jangka menengah.

"Dengan adanya wifi gratis dan sport center ini, bakat dan minat remaja lebih bisa disalurkan. Bisa dengan berolahraga, atau belajar berbagai hal yang ditunjang dengan wifi gratis ini. Jadi dua program ini salah satunya terintegrasi juga pada mengembangkan bakat dan minat remaja agar tidak disalurkan pada perilaku yang menyimpang," tambah Kustini.

Kustini menambahkan, langkah jangka pendek yang akan segera dilakukannya adalah meminta Satpol PP bersama lintas sektoral lain untuk mengintensifkan patroli pada jam-jam rawan.

Baca Juga: KRL Jogja-Solo Gantikan Prameks, Jokowi: Ke Depan Transportasi Massal Harus Ramah Lingkungan

Artikel ini telah tayang di Portal Jogja dengan judul: "Fenomena Klitih Marak Terjadi, Ini Langkah Bupati Sleman: Sport Center dan Wifi Gratis"

Terutama, pengawasan pada titik-titik yang selama ini rawan tindakan klitih. Selanjutnya itu, bersama dengan kepolisian akan berkolaborasi untuk pemasangan CCTV untuk memantau.

"Saat ini kita sedang rancang indikator-indikator yang berkaitan dengan klitih. Agar langkah atau upaya selanjutnya bisa lebih masuk pada akar permasalahan. Harapan kita semua Sleman aman, Yogya aman dan remaja-remaja ini menjadi agen-agen perubahan yang berdampak positif," pungkas Kustini.*** (Chandra AN/Portal Jogja)

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini