Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menuai protes saat memaksa seorang anak tuna rungu bicara. Itu dilakukan saat acara Hari Disabilitas Internasional (HDI) pada Rabu, 1 Desember 2021.
Sikap Mensos Risma di HDI 2021 langsung dikritik oleh perwakilan Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin), Stefanus. Menurut Stefanus, tuna rungu ada tingkatannya dan tidak semua bisa diminta berbicara.
Namun, Risma yang paksa anak tuna rungu bicara di depan umum berdalih, dia melakukannya untuk memotivasi. Dia ingin anak tuna rungu berusaha meningkatkan kemampuannya dalam berbicara.
Baca Juga: Ikut Tanggapi Risma yang Paksa Anak Tuna Rungu Bicara, Gus Umar: Nurani Anda di Mana Sebagai Ibu?
Sikap dan pernyataan Risma banyak dikritik masyarakat dan tokoh Indonesia, termasuk aktivis Dandhy Laksono di media sosial pribadinya. Kritikan tidak dikatakan langsung, tetapi dengan menceritakan pengalaman dirinya di Amerika Serikat (AS).
"Tengah malam dihentkan polisi di AS. Berniat sopan, saya hendak keluar mobil. Kawan-kawan berteriak mencegah," ujar Dandhy Laksono sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @Dandhy_Laksono, Sabtu 4 Desember 2021.
Masih dalam cuitan yang sama, Dandhy bercerita, ternyata AS ada aturan tertentu jika mobil diberhentikan oleh polisi. Teman-temannya memberitahu, jangan keluar mobil jika tidak disuruh. Keluar mobil dengan cara seperti itu bisa dianggap ancaman dan polisi reflek menembak.
"Niat baik tanpa pengetahuan itu bahaya, Risma," ungkap Dandhy Laksono.
