Network
SEPUTARTANGSEL.COM- Isu Garuda Indonesia bangkrut karena tak dapat membayar hutang yang mencapai 70 triliun kembali ramai. Sejak mantan Komisaris Garuda Peter F Gontha membuka bobroknya manajemen Garuda yang disinyalir menjadi penyebabnya.
Unggahan Peter F Gontha yang menuding Garuda Indonesia melakukan sewa pesawat dengan harga dua kali lipat lebih mahal dari harga pasaran mendapat tanggapan dari Staf Khusus Kementrian BUMN, Arya Sinulingga.
Arya mengungkapkan bahwa sesuai data Peter F Gontha tak ikut menandatangani kontrak sewa tersebut, karena perjanjian sewa pesawat, karena terjadi sebelum Peter F Gontha menjabat sebagai Komisari.
Peter F Gontha pun kembali mengungkapkan melalui akun Instagramnya @petergontha,
Baca Juga: Idap Kanker Prostat, SBY Lapor Presiden Jokowi Akan Jalani Perawatan ke Luar Negeri
"Kepalang Tanggung difitnah. Ini cerita saya: silahkan investigasi ! Asal jangan HOAX dan Fitnah! Buzzer dari yang merasa dirugikan dengan postingan2 saya mengenai Garuda jangan malu2-in !! Pengen tau Jubir komentar apa lagi!" sindir Peter F Gontha pada 1 November 2021.
Peter mengungkapkan kembali soal penandatanganan pesawat yang diakuinya terpaksa dan hanya diberi waktu singkat dengan total kontrak 3 miliar Dolar Amerika untuk 50 pesawat.
"Pesawat Boeing 737 Max yang ditandatangani DIREKSI/ KOMISARIS Garuda pada tahun 2013/ 2014," buka Peter.
"Saya diminta untuk menandatanginya, tapi saya menolak. Kenapa? Karena kita hanya diberi 1x24 jam untuk evalyasi dan menandatanganinya. Total kontraknya melebihi US$3milyar untuk 50 pesawat. Gila kan hanya 24 jam. Karena dipaksa dengan alasan saya harus ttd, kalau tidak menjadi (dissenting) “gagal” pembeliannya," tambahnya.
