Sri Mulyani Kaitkan Bengkaknya Utang RI dengan Warisan Masa Lalu, Demokrat: Menular Juga ke SMI

- 28 Oktober 2021, 21:10 WIB
Politikus Partai Demokrat Yan Harahap mengomentari pernyataan Menkeu Sri Mulyani yang mengkaitkan bengkaknya utang RI dengan warisan masa lalu.
Politikus Partai Demokrat Yan Harahap mengomentari pernyataan Menkeu Sri Mulyani yang mengkaitkan bengkaknya utang RI dengan warisan masa lalu. /Instagram / @smindrawati/

SEPUTARTANGSEL.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyinggung penyebab menumpuknya utang Indonesia yang begitu tinggi.

Menurut Sri Mulyani, utang Indonesia yang membengkak itu tak lain merupakan hasil peninggalan warisan pemerintahan terdahulu yang telah berlangsung sejak puluhan tahun lamanya.

Bahkan, peristiwa krisis moneter yang melanda negeri ini pada tahun 1997-1998 disebutnya semakin memperburuk utang Indonesia.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Utang Indonesia Tinggi karena Warisan Masa Lalu, Rizal Ramli: Ngeles Kok Kebangetan

Pernyataan Sri Mulyani yang mengaitkan bengkaknya utang Indonesia dengan warisan masa lalu itu mengundang reaksi Politisi Partai Demokrat Yan Harahap melalui cuitan akun Twitter pribadinya @YanHarahap pada Rabu, 27 Oktober 2021.

Yan Harahap mengatakan, Sri Mulyani mulai menunjukkan sikap kewalahan dalam menghadapi utang negara yang kian bertumpuk di era pemerintahan presiden Joko Widodo.

"Kelakuan menyalahkan pemerintahan2 terdahulu ternyata menular jg pada SMI.
Nampaknya ia kewalahan juga dengan utang yg makin menggunung yg diciptakan rezim ini," ujar Yan Harahap, seperti dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter pribadinya @YanHarahap pada Kamis, 28 Oktober 2021.

Baca Juga: Said Didu Bantah Pernyataan Sri Mulyani Soal Utang Warisan Masa Lalu, Politisi Demokrat: Berbohong Menular

Yan menilai mantan dosen Fakultas Ekonomi UI itu hanya berusaha keras untuk mencari pembelaan dan melemparkan kesalahan kepada pemerintahan terdahulunya atas polemik utang negara yang kian menggunung tersebut.

"Sehingga terlihat mencoba lakukan pembenaran dgn mencari pihak yg bisa disalahkan," kata Yan Harahap.

Sementara, Sri Mulyani mengatakan pada saat terjadinya krisis moneter tahun 1997-1998, sejumlah perusahaan dan perbankan diketahui telah melakukan pinjaman uang dolar Amerika Serikat (AS), mencakup obligasi pemerintah.

Akibatnya, negara harus menanggung beban yang sangat berat.

Baca Juga: Utang Tersembunyi Capai Rp245 Triliun, Roy Suryo: Kalau Macet Imbasnya Nama Indonesia  

Di sisi lain, cuitan Yan Harahap itu mendapatkan ragam komentar dari Netizen.

"SMI, menteri keuangan era Bapak SBY & Jokowi. Saat jadi Menteri Bapak SBY, utang bisa dikelola dengan baik hanya mencapai 2.600 T. Kini SMI kembali jadi menteri Bapak Jokowi, namun kehebatannya hilang sehingga utang negara akan sampai 10.000 T," tulis @puangwoja.

"Statement cerdas dri seseorang yg tidak bertanggungjawab. Mulai mencari kambing congek," tulis @rezapahlevie24.

"Jangan salahkan kinerjanya presiden dahulu data itu pasti ada hutang terbanyak dan mengalirnya arahnya kemana seharusnya jelas," tulis @suka2penguasa.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x