SEPUTARTANGSEL.COM - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyinggung isu PKI dalam sebuah diskusi daring bersama Korps Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) pada Minggu, 26 September 2021.
Dalam diskusi tersebut, Gatot Nurmantyo menyebut telah terjadi penyusupan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) ke dalam institusi TNI.
Bukan tanpa alasan, Gatot menyebut hilangnya diorama yang menggambarkan peristiwa Soeharto ketika merancang penumpasan PKI yang sebelumnya ada di sebuah museum di Markas Komando Cadangan Strategis (Kostrad) menjadi indikasi munculnya penyusup di tubuh TNI.
Baca Juga: Apresiasi Unggahan Roy Suryo, Hidayat Nur Wahid: Agar Generasi Milenial Paham Sejarah Kejahatan PKI
Upaya itu juga dianggap sebagai indikasi menghilangkan sejarah yang terjadi di masa lalu.
"Ini menunjukkan, mau tidak mau, kita harus mengakui dalam menghadapi pemberontakan G 30 S PKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus, dan Sarwo Edhi dan peran Jenderal Nasution dan peran KKO, jelas akan dihapuskan dan patung itu tidak ada. Bersih," ujar Gatot dikutip SeputarTangsel.Com dari YouTube Kang Jana Tea pada Minggu, 26 September 2021.
"Ini berarti sudah ada penyusupan di dalam tubuh TNI," lanjut Gatot.
Baca Juga: Fatwa MUI Bongkar Pimpinan Besar PKI yang Jadi Dalang Penyerangan Para Ulama? Cek Faktanya
Dalam diskusi tersebut, Gatot sempat menunjukan cuplikan video yang menggambarkan kondisi ruangan diorama tersebut berada.
Jika sebelumnya terdapat patung Soeharto, Jenderal A.H Nasution, dan Sarwo Edhi, kini yang tersisa di museum tersebut hanya furniturnya saja.
Lebih lanjut, Gatot mengungkap harapannya pada prajurit TNI agar bersama-sama membersihkan tubuh TNI dari para penyusup yang dapat merusak jiwa-jiwa pasukan TNI, terlebih yang hanya mengejar jabatan semata.
Hal tersebut diakui Gatot guna mencegah kejadian kelam di masa lalu terulang kembali.
"Saya mengetuk jiwa patriotisme dan kesatria prajurit TNI, agar patriotisme kesatria bersama-sama membersihkan jajaran TNI dari penyusupan maupun pengaruh akan kerusakan jiwa-jiwa para prajurit TNI dan bisa menyebabkan pengkhianat minimal ataupun menjual institusi hanya untuk sekedar mengejar jabatan," ujar Gatot.
Lewat diskusinya bersama KAHMI, Gatot juga mengungkap hal yang dapat membantu menyelamatkan Indonesia dari paham komunis.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyelamatkan ideologi yang terus dirongrong, menyelamatkan ekonomi demi kesejahteraan seluruh rakyat, menyelamatkan demokrasi sesuai nilai pancasila, menyelamatkan persatuan dan kesatuan bangsa, serta menyelamatkan penegakan hukum dan keadilan.***