Transkrip Lengkap Pidato Presiden Jokowi di Sidang Majelis Umum PBB ke-76

- 23 September 2021, 19:36 WIB
Suasana ketika Presiden Jokowi menyampaikan pidato secara virtual di Sidang Majelis Umum PBB ke-76.
Suasana ketika Presiden Jokowi menyampaikan pidato secara virtual di Sidang Majelis Umum PBB ke-76. /Foto: Tangkapan layar YouTube/Sekretariat Presiden/

SEPUTARTANGSEL.COM - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato di sidang Majelis Umum PBB ke-76 yang diselenggarakan di New York, Amerika Serikat.

Pidato disampakan Jokowi secara virtual pada Kamis 23 September 2021 pagi Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

Berikut ini transkrip lengkap pidato Jokowi dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa tersebut:

Baca Juga: Presiden Jokowi Sampaikan 4 Hal dalam Pidatonya di Sidang Umum PBB, Apa Saja?

Yang mulia Presiden Majelis Umum PBB,
Yang Mulia Sekretaris Jenderal PBB,
Yang Mulia Para Pemimpin Negara Anggota PBB,

Hasil sidang Majelis Umum PBB ini ditunggu oleh masyarakat dunia untuk menjawab kegelisahan utama dunia.

Kapan masyarakat terbebas dari pandemi?
Kapan perekonomian segera pulih dan tumbuh inklusif?
Bagaimana menjaga ketahanan planet ke depan?
Serta kapan dunia terbesar dari konflik dan perang?

Melihat perkembangan dunia saat ini, banyak hal yang harus kita lakukan bersama-sama,

Pertama, kita harus berikan harapan bahwa pandemi Covid-19 akan bisa tertangani dengan cepat, adil, dan merata.

Kita tahu bahwa no one is safe, until everyone is.

Kemampuan dan kecepatan negara dalam menangani Covid-19, termasuk vaksinasi, sangat timpang. Politisasi dan diskriminasi terhadap vaksin masih terjadi.

Hal-hal ini harus bisa kita selesaikan dengan langkah-langkah nyata, di masa depan kita harus menata ulang arsitektur ketahanan kesehatan global (Global Health Security System).

Diperlukan mekanisme baru untuk penggalangan sumber daya kesehatan global baik pendanaan vaksin, obat-obatan, alat-alat kesehatan, dan tenaga kesehatan secara cepat dan merata di seluruh negara.

Diperlukan standarisasi protokol kesehatan global dalam hal aktivitas lintas batas negara. Misalnya, perihal kriteria vaksinasi, hasil tes, mau pun status kesehatan lainnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Singgung Masalah Ketimpangan Terkait Penanganan Pandemi Covid-19 di Sidang PBB

Kedua, pemulihan perekonomian global hanya bisa berlangsung jika pandemi terkendali. Dan antar-negara bisa bekerja sama, saling membantu untuk pemulihan ekonomi.

Indonesia dan negara berkembang lainnya membuka pintu seluas-luasnya untuk investasi yang berkualitas, yaitu yang membuka banyak kesempatan kerja, transfer teknologi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan berkelanjutan.

Ketiga, komitmen Indonesia terhadap ketahanan iklim, pembangunan rendah karbon, serta teknologi hijau sudah jelas dan tegas.

Tetapi, proses transformasi energi dan teknologi tersebut harus memfasilitasi negara berkembang untuk ikut dalam pengembangan industri dan menjadi produsen teknologi.

Pandemi Covid-19 mengingatkan kita tentang pentingnya penyebaran sentra kebutuhan vaksin di dunia di banyak negara.

Baca Juga: Giring Sebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Pembohong, Refrizal: Kamu Nggak Sadar Nyindir Jokowi?

Keempat, kita harus tetap serius melawan intoleransi, konflik, terorisme, dan perang. Perdamaian dalam keberagaman, jaminan hak perempuan dan kaum minoritas harus kita tegakkan.

Potensi praktik kekerasan dan marjinalisasi perempuan di Afghanistan, kemerdekaan Palestina yang semakin jauh dari harapan, serta krisis politik di Myanmar harus menjadi agenda kita bersama.

Pemimpin ASEAN telah bertemu di Jakarta dan menghasilkan Five Points of Consensus yang implementasinya membutuhkan komitmen militer Myanmar.

Harapan besar masyarakat dunia tersebut harus kita jawab dengan langkah nyata dengan hasil jelas. Itu;ah kewajiban yang ada di pundak kita, yang ditunggu masyarakat dunia.

Itulah kewajiban kita untuk memberikan harapan masa depan dunia.

Baca Juga: BTS Bicara di Sidang Umum PBB ke-76 , Buat ARMY Simak 12 Kutipan Inspiratif Pidatonya

Yang Mulia, tahun 2022 Indonesia akan memegang Presidensi G20 dengan tema besar Recover Together, Recover Stronger.

Indonesia akan berupaya agar G20 bisa bekerja untuk kepentingan semua, untuk negara maju dan berkembang, utara dan selatan, negara besar dan kecil, negara kepulauan dan kepulauan kecil, pasifik serta kelompok rentan yang diprioritaskan.

Inklusif adalah prioritas utama kepemimpinan Indonesia. Inilah komitmen Indonesia untuk membuktikan bahwa no one left behind.

Ekonomi hijau dan berkelanjutan juga akan jadi prioritas. Indonesia paham bahwa Indonesia memiliki nilai yang strategis dalam isu perubahan iklim. Untuk itulah kami terus bekerja untuk memenuhi komitmen kami.

Pada tahun 2020, Indonesia berhasil menurunkan kebakaran hutan sebesar 82 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: PBB Prihatin, Uji Coba Rudal Korea Utara Akan Ganggu Keamanan Regional

Laju deforestasi turun signifikan terendah dalam 20 tahun terakhir. Dalam tatanan global, Indonesia ingin kedepankan burden sharing menghadapi agenda bersama dunia yang sangat berat.

Indonesia kembali mengedepankan dukungannya terhadap multilateralisme. Sudah mendesak bagi kita mengawal multilateralisme yang efektif dengan kerja dan hasil yang konkret.

Let us walk together to recover together, recover stronger.

Terima kasih.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini