"Hampir di seluruh indonesia ditemukan ada sekolah pendaftaran nya baya, spp bayar, seragam dan buku buku juga bayar. Kebanyakan sekolah swasta. BOS fungsinya buat apa???" tulis akun @HukumDan.
"Tolong Mas Menterinya dibisiki sama Ibu donk. Kalo udah dibisiki gak denger juga, diteriaki, Bu. Masih juga gak denger, ditenggelamkan saja," ujar akun @ogawa_sora.
Baca Juga: Hastag 'Ingat Aksi Kejam PKI' Trending di Twitter, Refrizal: Kita Harus Tetap Waspada
"Saya ingin bangun pondok pesantren yang sudah terintegrasi IT, pengelolaan secara ISO dan Totalnya Quality Management, makanan bergizi dan santri tumbuh sehat, tekun beribadah, dan kuat dalam IPTEK IMTAQ," kata akun @fadhiel_binrais.
"Kalau saya punya 5 M, saya pengen merintis sekolah terpadu dengan mengadopsi perpaduan kurikulum belajar Indonesia tahun 90-an dengan kurikulum di Jepang, di mana pendidikan anak usia dini menitik beratkan pada etika, manner jugaa pengamalan nilai-nilai Pancasila," jelas akun @Ai_Sherry.
Sebagai informasi, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra mengkritisi rencana renovasi ruang kerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim yang dianggarkan sampai Rp5 miliar.
Menurut Azra, seharusnya seorang Menteri Pendidikan mempunyai sikap empati kepada anak didik yang kurang mampu dan menolak anggaran yang dianggap kurang penting.
"Seharusnya Menteri yang mengurusi pendidikan dan kebudayaan menunjukkan perilaku ber-kebudayaan, yaitu 'sense of crisis' dan sikap empati untuk membantu anak didik yang terkapar dan menolak menggunakan anggaran untuk hal tidak urgen," kata Azra.***