SEPUTARTANGSEL.COM - Angka nominal Rp2 triliun beberapa hari terakhir jadi buah bibir publik.
Ini terjadi lantaran simpang siur donasi Rp2 triliun dari keluarga almarhum Akidi Tio untuk penanganan Covid-19 melalui Kapolda Sumsel.
Yang bikin heboh, dana yang dijanjikan untuk disumbangkan itu tidak cair pada saat yang dijanjikan, karena masih "nyangkut" di Singapura.
Peter Gontha, pengusaha kawakan yang telah malang melintang sejak masa Orde Baru, tengah malam pun melontarkan semacam teka-teki tentang angka 2T, dengan latar belakang kisah tentang Tong Djoe.
Tong Djoe adalah pengusaha Indonesia yang berada di balik layar berdirinya perusahaan plat merah, Pertamina pada tahun 1958.
"Dongen2 malam hari. Jadi dulu ada seorang kaya, namanya Tong Djoe, seorang keturunan Tionghoa, asal Palembang," tulis Peter Gontha dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Instagram @petergontha, Rabu 4 Agustus 2021 dini hari.
Peter Gontha menuliskan hal tersebut dengan mengunggah kolase 3 foto berisi ucapan berduka cita ketika Tong Djoe meninggal dunia, foto lambang Pertamina yang menggunakan gambar 2 kuda laut serta foto kapal tangker Pertamina.
"Beliau itu sahabat nya Pak Ibu Sutowo Dia yang membuat lambang Pertamina dua Kuda , dan dia juga yang menguasai semua pengapalan minyak Permina (sebelum jadi Pertamina)," tambah Peter Gontha.
Peter Gontha menjelaskan, Tong Djoe adalah boss terkaya di Singapura ketika itu, melalui perusahaan miliknya, Tunas Pte Limited.
Tong Djoe, lanjut Peter Gontha, ternyata banyak menjanjikan dan mempunyai perjanjian, dengan beberapa pihak.
Setelah meninggal pada Februari 2021, uang berlimpah yang ditinggalkan Tong Djoe di Bank di Singapura, banyak pihak yang menuntut dan ingin menguasai uang itu dengan memakai jalur (kekuatan) hukum.
"Banyak orang dimana mana, di Jakarta, di Medan, Palembang, di Singapore dll. Maka terjadilah janji janji kepada orang tertentu untuk melalui Hukum mencoba menguasai dana di Singapore tsb," papar Peter Gontha.
Baca Juga: Kasus Sumbangan Bodong Rp2 Triliun Anak Akidi Tio, Politisi Partai Demokrat: Satu Negara Kena Prank
"Tapi Singapore bukan Negara sembarangan, mana bisa begitu saja uang itu dilepas. Yah Namanya juga Usahe'," tambah pria yang mendirikan grup Bimantara bersama Bambang Trihatmodjo, putra Presiden Soeharto ini.
Anggota Dewan Komisaris Garuda yang viral beberapa waktu lalu karena meminta manajemen Garuda menghentikan pembayaran honorium guna membantu meringankan krisis di perusahaan plat merah itu, kemudian menutup penjelasan unggahannya dengan pernyataan yang memancing rasa penasaran netizen karena menyebut "2T".
"Sampai ketemu di Surga Pak Tong Djoe. Semoga 2T itu aman aman. Selamat Tidur semua," pungkasnya.
Baca Juga: Sumbangan Rp2 T Akidi Tio, Mahfud: Semoga Nyata
Unggahan Peter Gontha memancing rasa ingin tahu netizen yang menduga postingan tersebut terkait dengan heboh sumbangan Rp2 triliun belakangan ini.
"Jd pak akidi tio mungkin termasuk org yg dijanjikan oleh pak tong djoe," @ifa70636 to the point menyimpulkan.
Peter Gontha meresponsnya dengan emotikon 3 gambar monyet menutup mata dan telinga.
"Lho 2 T bukannya uang Akidi Tio pak @petergontha ?" tanya @totokindras namun tak direspons Peter.
"oohh jadi jelasss sekarang.. kenapa ada org sekonyong2 mau nyumbang 2T ituuhh..???? tp kasian yg kena prank..malunya 7 turunan ituu.." komentar @rina_oesman
"Berarti 2T dan 11rb T objekny sama ya Pak, sama2 uangny gak di dlm negeri?" ujar @iamnug2. ***