Arie Kriting Soroti Mentalitas pada Kasus Kekerasan Oknum Anggota TNI AU Terhadap Warga Papua

- 28 Juli 2021, 21:20 WIB
Ari Kriting bersama istri, Indah Permatasari
Ari Kriting bersama istri, Indah Permatasari /www.instagram.com/arie_kriting/

 

 

SEPUTARTANGSEL. COM – Arie Kriting, salah satu komika di Indonesia ikut menyoroti masalah kekerasan yang dilakukan oknum anggota TNI AU pada warga Papua di Merauke, Selasa 27 Juli 2021.

Menurutnya, kasus yang terjadi harus dilihat secara menyeluruh. Jika ada protes dan tuntutan, itu bukanlah bermaksud memperkeruh keadaan.

Harus ada langkah jangka panjang mencegah kekerasan aparat di Papua terulang.

Hal tersebut diungkapkan Arie Kriting yang berasal dari Wakatobi, Sulawesi Tenggara, tersebut dalam akunnya Melanesian @Arie_Kriting yang dikutip SeputarTangsel.Com, Rabu 28 Juli 2021.

Baca Juga: Babak Play Off dan Penyisihan Grup D AFC Cup 2021, Dua Wasit Indonesia Dijadwalkan Pimpin Pertandingan

“Istilah ‘jangan memperkeruh keadaan’ ini hanya bikin kita gagal melihat secara jernih persoalan di Papua. Harus ada langkah yang lebih jangka panjang untuk mencegah kekerasan di Papua. Mungkin masalahnya bukan ‘oknum’ semata, melainkan mentalitas,” ujar Arie Kriting dalam cuitannya.

Lebih lanjut Arie Kriting mengatakan, pelaku silakan dihukum. Namun, selanjutnya harus ada langkah nyata mencegah kasus yang sama terulang.

Bisa dilakukan melalui produk hukum, kurikulum pendidikan, atau solusi apa pun yang sifatnya jangka panjang.

“Untuk menghadapi musuh, ajarkan prajurit cara mengangkat senjata. Untuk menghadapi rakyat, ajarkan prajurit cara menunjukkan cinta. Sebagai rakyat, saya ingin dicintai prajurit saya,” tulis Arie Kriting dalam cuitan lanjutannya yang mendapat banyak perhatian dari Netizen.

Baca Juga: Iis Dahlia Pamer Cat Ubannya Jadi Hitam, Netizen: Cat Rambut Warna Hitam itu Haram Bunda

Netizen seperti mengamini pernyataan Arie Kriting dengan pernyataan yang hampir senada dengan me-retweet dan membalas cuitan.

“Omongan ‘jangan memperkeruh keadaan’ itu saja sudah terlihat bahwa, orang-orang hanya peduli pada kenyamanan semata. Bagaimana mau menyelesaikan permasalahan, identifikasi masalah saja dipinggirkan demi kenyamanan semu,” tulis mz lele @lelegurame.

“Sebenarnya bisa dilakukan pendekatan secara manusiawi, sih. Pemabuk tidak bersenjata. Protokol atau cara menangani permasalahan harus ada. Kemarin saya pernah lihat anggota TNI yang lain bisa menangani. Bahkan, pelaku mendatangi markas TNI. Hari itu juga langsung damai,” ujar @Agustinusetoile. ***

Editor: Tining Syamsuriah


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah