Network
SEPUTARTANGSEL.COM- Aksi blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini berkali-kali menemukan ketidakberesan aparatnya.
Setelah ramai di Bandung, kini Tri Rismaharini pergoki kinerja anak buahnya yang menyunat dan menahan dana bansos.
Hal itu ditemukan Risma saat melakukan pengecekan pada penerima bansos di wilayah Tuban, Jawa Timur.
Saat Risma mengunjungi langsung penerima bansos, ditemukan bansos yang harusnya diterimakan untuk 3 bulan, ditahan pihak dinas sosial Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Baca Juga: Syarat Penerbangan Calon Penumpang Dari Bandara AP II ke Daerah PPKM Level 3&4, Cek di sini
Awalnya Risma menghitung biaya bansos sembako yang diberikan terdiri dari beras, telur dan tempe yang ditotal tak sampai Rp300 ribu.
"Kalau jumlahnya sama ndak masalah, ini masak tempe harganya Rp50 ribu," protes Risma.
Kepala dinas beralasan, "Nanti ndak dijual lagi."
Selain mengurangi jatah Bansos, dana bansos yang seharusnya diberikan 3 bulan, baru disalurkan 2 bulan.
Baca Juga: Banjir Hadiah, Klaim Kode Redeem Free Fire Terbaru dan yang Belum Digunakan, Tersedia Cara Redeem
"Duitnya ke mana yang satu bulan?" tanya Risma.
"Masih di kami," jawab Kepala Dinas Sosial Tuban.
"Trus bunganya ke mana? Dia gak punya kartu lho, dia gak terima PKH," cecar Risma.
"Siapa yang terima bunganya? 80 ribu x 200 ribu berapa? Ini bukan sekadar itung-itungan," lanjut Risma lagi.
Rekaman video Risma yang mencecar penyaluran Dana Bansos di Tuban ini ramai menjadi perbincangan publik netizen.
Publik menilai penyaluran Dana Bansos sering disalahgunakan pejabatnya. Seperti diungkapkan netizen Pahotan Naibaho di akunnya @NaibahoPahotan.
Baca Juga: Klasemen Sementara Olimpiade Tokyo 2020 dan Jadwal Pertandingan Tim Indonesia, 27 Juli 2021
"Ketika pemerintah pusat berjibaku melawan pandemi dan membantu masyarakat lwt bansos ini yg dibawah malah kurang ajar," geramnya melihat Risma menemukan kesalahan pengelolaan Dana Bansos di Tuban, Jawa Timur.
Begitu juga dengan Deddy Ferdana Bachriel pemilik akun @DeddyFerdana yang menyebut sistem upeti rakyat ke pejabat yang masih berlaku.
"Negara jajahan Belanda dari dulu jiplak sistem VOC yaitu sistem upeti. Ya gini keturunannya. Please gen Z ubah pola ini demi Indonesia yang adil makmur."
Baca Juga: Komunis Diisukan sedang Mengatur Rencana untuk Menangkap Para Kyai, Cek Faktanya
#YNWA di akunnya @lskaandr mengatakan, "Makanya suka heran kalo ada yang nuntut Jokowi turun juga percuma. Masalah utama pemerintahan kita itu bukan (hanya) di level presiden/mentri, Tapi di level lapis 3-4 dibawahnya, Baek itu pelayan publik yg bersentuhan langsung dgn masyarakat, maupun dirjen² yg jadi atasannya."
Abah Masmo di akunnya @masmo123 menyimpulkan kejadian penyaluran dana Bansos tersebut. Kemungkinan Bupati memang ikut bermain dalam penyaluran dana Bansos, atau Bupati yang tak tahu cara kerja bawahannya, Kepala Dinas Sosial.
"Dua kemungkinan: pertama si Bupati Faridzkinya emang pemikirannya korup aje, atau kedua, Bupatinya emang TOLOL jd gampang dibo'ongi anak buah terus."
Baca Juga: Kocak, Anies Baswedan Tanggapi Meme-nya untuk Pembatasan Waktu Makan di Warung masa PPKM Darurat
Selain itu beberapa komentar netizen yang menyayangkan pejabat nya yang menahan Dana Bansos dan mencurigai ke mana 'bunganya'.
Pria_Optimis @pandhoe77, "Kalo gak salah denger : Dana 200 rb x 80.000 = 16 MILYAR ditahan. Bunganya siapa yg terima?? Kelakuan pejabat yg begini ini yg kurangajar!"
Edi S @Madyo2018, "Bang sy agak confuse dgn video ini, 1.Apakah hrs nya dpt 3 bln tp cm diberikan 2 bln, atau 2.Apakah diberikan 3 bln cm yg 1 bln dilama2ian agar dpt bunganya, atau 3.Ngitungnya keliru."
Bang Gembul @Arya0783, "Oh Pak Bupati dan Kadis, jatah 3 bulan knp yg di salurkan baru 2 bulan? Kasih semuanya langsung aja kenapa sih? Susah nya dmn? Biar rakyat yg atur keuangan nya sendiri. Mau nanti dia boros atau apa, kan bukan dosa nya anda lagi. Duh kebangetan kalian."
nTo @Syawalianto, "Ada alasan takut dijual2in lg katanya...Hehe.. pdhal kalo dijualin sama mereka penerima bansos ya gpp jg kan duitnya buat mereka...Sa ae ngeles.."
MOHAN JAYA INDONESIA @mohanjaya3, "Disetiap Daerah merekayasa Bansos... memang yg bermasalah dimana-mana tingkat daerah yg nga peka akan masalah. Pekanya hanya cari keuntungan saja." ***
