SEPUTARTANGSEL.COM- Hari Raya Idul Adha identik dengan memotong hewan qurban. Tetapi pada Idul Adha tahun 2021 ini kasus Covid-19 masih melonjak.
Bahkan Idul Adha 1442 dirayakan pada masa PPKM Darurat Jawa- Bali, sehingga salat Idul Adha pun ditiadakan di masjid dan lapangan.
Dalam kondisi PPKM Darurat Jawa Bali mobilitas masyarakat sangat dibatasi. Sehingga mencari nafkah pun banyak yang mengalami kesulitan.
Baca Juga: Tanggapi Sejumlah Nakes yang Mengundurkan Diri, Ferdinand Hutahaean: Jangan BIkin Malu
Untuk membantu warga yang kesulitas, dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan NU mengimbau umat muslim yang ingin berqurban mengalihkan dananya untuk membantu warga yang terdampak Covid.
Syamsul Anwar, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyanh mengungkapkan, Muhammadiyah alihkan dana Qurban untuk warga terdampak Covid-19.
"Agama itu tidak hanya sekadar dilaksanakan secara harfiah. Ini Idul Qurban kita berqurban, tapi agama juga dilaksanakan dengan pikiran rasional dan juga kepekaan nurani," terang Syamsul Anwar dikutip Seputartangsel.com dari Suara Aisyiyah.
Baca Juga: Buntut Penghinaan Presiden dan Polisi, Malih Akhirnya Minta Maaf
Syamsul Anwar menjelaskan, Muhammadiyah menerapkan manhaj tarjih dengan bersumber pada Al Quran dan Sunnah melalui tiga pendekatan, yaitu burhani, bayani serta irfani sebagai metode penyelesaian masalah.