Jokowi Tanggapi Gelar 'The King of Lip Service' dari BEM UI Singgung Budaya Tata Krama dan Sopan Santun

- 29 Juni 2021, 18:24 WIB
Disebut The King of Lip Service, Jokowi Buka Suara
Disebut The King of Lip Service, Jokowi Buka Suara /

 

SEPUTARTANGSEL.COM - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menanggapi soal kritik dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang memberinya gelar The King of Lip Service pada Selasa 29 Juni 2021. 

Melalui unggahan di akun Twitter @BEMUI_Official pada hari Sabtu, 26 Juni 2021 lalu menampilkan Foto Jokowi dengan 'mahkota' dan gelarnya “The King of Lip Service”.

Menanggapi hal itu, Presiden Jokowi menyebutnya biasa. Bahkan is mengungkap beberapa sebutan yang ditujukan padanya. 

Baca Juga: Berencana Hidup Berdampingan dengan Covid-19, Singapura Ganti Uji Swab dengan Breathalyser

“Itu kan sudah sejak lama ya. Dulu ada yang bilang saya ini klemar-klemer, ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo, kemudian ganti lagi ada yang bilang saya ini otoriter,” tuturnya seperti dikutip Seputartangsel.com dari Youtube Sekretariat Presiden hari Selasa, 29 Juni 2021.

"Kemudian ada juga yang ngomong saya ini 'bebek lumpuh', dan baru-baru ini ada yang ngomong saya ini 'Bapak Bipang', dan terakhir ada yang menyampaikan mengenai The King of Lip Service,” tambahnya.

Untuk itu Jokowi menanggapi hal itu sebagai hal yang biasa di negara demokrasi, bebas berekspresi.

Baca Juga: Debat The King of Lip Service Lawan Ade Armando, Delpedro Marhaen: Dia Bukan Akademisi Tapi Pro Jokowi

“Saya kira biasa saja, mungkin mereka sedang belajar mengekspresikan pendapat. Tapi yang saat ini penting, ya kita semuanya memang bersama-sama fokus untuk penanganan pandemi Covid-19,” katanya.

Yang penting saat ini adalah penanganan Covid-19. Presiden Jokowi mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama fokus untuk menangani pandemi yang masih melanda saat ini.

Jokowi menyebut bahwa kritik merupakan suatu bentuk ekspresi yang diperbolehkan.

Namun, di samping itu Presiden Jokowi juga mengingatkan tentang pentingnya tata karma yang dimiliki oleh setiap warga negara.

Baca Juga: Ramai Berita Singapura Damai dengan Covid Seperti Flu, Begini Kata WNI yang Tinggal di Singapura

“Saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa dan ini negara demokrasi, jadi kritik itu boleh-boleh saja dan universitas tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk berekspresi. Tapi juga ingat, kita ini memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopansantunan,” ujarnya.***

Editor: Tining Syamsuriah

Sumber: YouTube Sekretariat Presiden


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah